Tulungagung (Antara Jatim) - Isu politik uang mengiringi proses penyelenggaraan pemilihan kepala desa serentak di 14 desa se-Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, menyusul kabar tertangkapnya seorang warga pelaku "serangan fajar" pada Selasa (24/11) sore, di Desa Sebalor, Kecamatan Bandung.
    
Antara di Tulungagung melaporkan, kabar penangkapan pelaku politik uang di Desa Sebalor sempat beredar secara viral melalui pesan pendek, blackberry massanger, whatsapp maupun facebook, sehingga memaksa polisi melakukan peningkatan kesiagaan di daerah tersebut.
    
"Secara resmi saya belum mendapat laporan mengenai hal itu (tertangkapnya pelaku politik uang). Namun jika benar, tentu akan dilakukan penindakan," tegas Kapolres Tulungagung, AKBP FX Bhirawa Braja Paksa usai inspeksi mendadak di pilkades Desa Waung, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung.
    
Ia mengakui, sejak awal Desa Sebalor menjadi salah satu desa penyelenggara pilkades serentak yang paling diwaspadai.
    
Selain tingginya potensi politik uang antarkubu pendukung calon, Desa Sebalor dikenal sebagai daerah basis massa salah satu perguruan silat.
    
Kesiagaan ditingkatkan setelah pada Selasa (24/11) sore, sekitar pukul 18.30 WIB, sekelompok massa menangkap salah satu warga yang kedapatan sedang membagi-bagikan amplop berisi uang pecahan Rp50 ribu kepada para calon pemilih.
    
Indikasi adanya upaya mempengaruhi pilihan dalam pilkades memaksa petugas keamanan segera mengevakuasi pria yang diduga melakukan praktik politik uang tersebut.
    
"Memang ada kejadian penangkapan kasus politik uang di Desa Sebalor, namun bagaimana kelanjutan penanganannya kami tidak tahu lagi," ujar sumber petugas keamanan kepada wartawan.
    
Saat hal itu dikonfirmasikan ke Bupati Syahri Mulyo maupun Kapolres FX Bhirawa Braja Paksa, keduanya tidak langsung mengamini kebenaran kabar tersebut.
    
Namun Syahri menegaskan bahwa kasus berkaitan politik uang sepenuhnya diserahkan ke aparat kepolisian untuk ditindaklanjuti secara hukum pidana.
    
"Sejak jauh hari kami sudah mengantisipasi sedini mungkin. Namun karena memang pilkades ini melibatkan orang banyak, dan memang ditemukan kasus seperti itu maka menjadi urusannya aparat kepolisian. Apalagi jika ada laporan atau tertangkap tangan," tegasnya.
    
Sekalipun ada beberapa insiden kecil yang mewarnai, Syahri mengklaim penyelenggaraan pilkades serentak di 14 desa yang tersebar di beberapa kecamatan se-Kabupaten Tulungagung berjalan lancar.
    
Partisipasi pemilih disebutnya berada di kisaran 75-80 persen, sehingga kegiatan pesta demokrasi ala pilkades serentak itu dinilainya sukses.
    
Empat belas desa yang dipastikan menggelar pilkades serentak, yakni Desa Tenggur Kecamatan Rejotangan; Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir; dan Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol.
    
Selain itu; Desa Suruhan Lor, Desa Kedungwilut, Suko, Sebalor, Kecamatan Bandung; Desa Suwaluh, Kecamatan Pakel, Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Desa Sidomulyo, Pagerwojo, Desa Waung, Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Desa Sidem, dan Desa Bendungan, Kecamatan Gondang. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015