Tuban (Antara Jatim) - Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur berencana mengembangkan tanaman minyak kayu putih dengan luas lahan sekitar 3.000 hektare di Tuban, karena pengelolaan hutan di daerah setempat tidak berhasil.
     
"Pengembangan tanaman minyak kayu putih menjadi salah satu alternatif, karena pengelolaan hutan di Tuban, yang memanfaatkan tanaman dengan masa tanam berkisar 10-30 tahun tidak berhasil," kata Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur, Andi Purwadi, di Tuban, Selasa.
     
Menurut dia, tidak berhasilnya pengelolaan hutan di Tuban, karena ada kecenderungan tanaman yang ada di hutan, dimatikan masyarakat yang memanfaatkan lahan hutan untuk tanaman tumpang sari.
     
"Kalau tanaman minyak kayu putih, masyarakat bisa memanfaatkan untuk tanaman tumpang sari, tapi tidak secara terus menerus," jelas dia.
     
Namun, lanjut dia, masyarakat justru bisa melakukan akses seluas-luasnya dalam pengelolaan tanaman minyak kayu putih, apalagi, kalau ada pabrik minyak.
     
"Dengan luas tanaman minyak kayu putih sekitar 3.000 hektare, dibutuhkan sebuah pabrik minyak kayu putih. Selain itu, adanya pabrik juga mencegah produksi tanaman minyak kayu putih dibawa keluar," paparnya.
     
Ia juga mengatakan pengembangan tanaman minyak kayu putih itu, juga mengacu kebijakan Perhutani, dalam mengelola hutan ke depan yaitu kayu 48 persen dan bukan kayu 52 persen.
     
"Tanaman minyak kayu putih masa tanamnya hanya berkisar 2-3 tahun. Setelah itu daunnya bisa dipanen sembilan bulan sekali," ucapnya.
     
Di Tuban, lanjut dia, dengan luas hutan sekitar 28.000 hektare, di antaranya, sekitar  70 persen berada di sekitar masyarakat.
     
Oleh karena itu, lanjut dia, pengamanan kawasan hutan bisa dilakukan dengan melibatkan masyarakat.
     
"Pengelolaannya, ya, harus melibatkan masyarakat," ucapnya.
     
Hutan lainnya, lanjut dia, merupakan hutan ekonomi sebesar 24 persen dan hutan lindung sebesar 6 persen.
     
"Kami menyambut baik langkah wartawan di Tuban, yang ikut membantu melestarikan hutan lindung di Kecamatan Montong, yang sekarang ini rusak," ucapnya, menegaskan. 
     
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, sependapat pengamanan kawasan hutan harus melibatkan masyarakat, dengan cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan.
     
Pada kesempatan itu, Ketua PWI Jawa Timur, Akhmad Munir, melantik pengurus PWI Tuban periode 2015-2018, yang diketuai Pipiet Wibawanto (MNC Grup) dan sekretarisnya Suhartono (TV One). (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015