Kediri, (Antara Jatim) - Penyaluran beras untuk warga miskin di wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kediri, Jawa Timur, yaitu raskin ke-13 dan ke-14 sudah tuntas, sehingga untuk saat ini fokus sisa penyaluran raskin di bulan Desember 2015.

"Raskin ke-13 sudah disalurkan Oktober dan ke-14 sudah kami salurkan di November ini, sehingga untuk saat ini kami tinggal penyaluran raskin di Desember," kata Wakil Kepala Bulog Subdivre Kediri Agus Asnan di Kediri, Jumat.

Ia mengemukakan, setiap kali penyaluran Bulog Kediri mengelurkan beras sampai 3.150 ton untuk seluruh warga penerima di wilayah Bulog kediri, yaitu Kota/Kabupaten Kediri serta Nganjuk. Setiap penerimaan, akan langsung dikoordinir oleh desa untuk keperluan pembayaran.

Setiap kepala keluarga penerima akan mendapatkan alokasi 15 kilogram beras dengan harga Rp1.600 per kilogram. Harga itu sudah ketentuan pemerintah untuk membantu warga miskin, meringankan mereka, guna memenuhi kebutuhan pangan.

Agus mengatakan penyerapan beras sampai saat ini masih terus dilakukan oleh Bulog Kediri di seluruh daerah. Bulog koordinasi dengan seluruh mitra yang tersebar untuk pendistribusian beras. Seluruh beras itu disimpan di gudang bulog yang berada di dua gudang yaiut di Kabupaten Kediri serta Nganjuk.

"Stok di kami masih cukup sampai akhir penyaluran raskin. Selain untuk raskin, kami juga ada stok beras premium untuk komersial sekitar 13.500 ton," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan penyerapan beras dari petani sampai saat ini ada sekitar 30 ribu ton yang diambil dari wilayah Bulog Subdivre Kediri. Stok itu masih mencukupi untuk ketahanan pangan sampai tahun depan.
   
Pengendalian Inflasi
Sementara itu, Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri, juga telah menyiapkan berbagai strategi guna mengendalikan inflasi menjelang akhir tahun serta persiapan Natal, Desember 2015.

"Kami fokus persiapan di Desember untuk tekanan inflasinya. Dari sisi permintaan, ada libur panjang, mudik, serta konsumsi yang meningkat, jadi kami upayakan pengendalian," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto.

Ia mengatakan, BI mengajak semua instansi yang terlibat di TPID untuk melakukan berbagai upaya pengendalian. Berbagai upaya akan dilakukan, misalnya, "talkshow" sampai melihat kondisi di lapangan.

"Kami juga kunjungan ke lapangan, selanjutnya aksi apa yang harus dilakukan menekan inflasi," tuturnya.

Namun, ia optimistis akhir tahun nanti inflasinya akan rendah. Hal itu dipengaruhi dari berbagai stok kebutuhan yang cenderung mengalami deflasi, misalnya, harga aneka cabai dan beras.

Deflasi itu dipicu melimpahnya pasokan cabai dari sentra produksi, sehingga mendorong harga cabai turun. Selain itu, harga beras juga normal, yang dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan dan stok.

TPID memprediksi tekanan inflasi Kota Kediri dapat terjaga pada level yang rendah dan stabil. Melalui koordinasi dan sinergi dari berbagai pihak, TPID Kota Kediri optimistis inflasi Kota Kediri pada akhir 2015 akan berada di bawah 2,0 persen.

"Saya melihat lebih optimistis. Dari sisi permintaan daya beli melemah terkait ekonomi melambat, pasokan juga cukup tidak ada pergerakan harga yang diatur pemerintah (misalnya bensin, solar)," imbuhnya.(*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015