Magetan, (Antara Jatim) - Sebanyak tiga dari 18 kecamatan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur tergolong daerah rawan bencana angin puting beliung selama musim hujan berlangsung sehingga warga di wilayah tersebut diimbau waspada.
"Tiga kecamatan rawan angin puting beliung tersebut ialah, Kecamatan Panekan, Magetan, dan Bendo," ujar Kepala BPBD Magetan Agung Lewis, kepada wartawan, di Magetan, Selasa.
Sesuai data yang ada, Kecamatan Panekan yang rawan angin puting beliung di antaranya di Desa Turi, Bedagung, dan Sukowidi. Sedangkan di Kecamatan Magetan di antaranya terdapat di Desa Purwosari.
Menurut dia, guna mengantisipasi terjadinya angin puting beliung, pihak BPBD dan Badan Lingkungan Hidup Magetan melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon di sejumlah ruas jalan yang dianggap membahayakan.
"Dengan pemangkasan dahan pohon, diharapkan tidak terjadi pohon tumbang saat angin kencang melanda kawasan setempat. Sehingga tidak menimbulkan korban," kata dia.
Ia menjelaskan, wilayah ketiga kecamatan tersebut rawan angin puting beliung karena selain faktor cuaca, juga karena vegetasi hutan atau pohon di wilayah setempat berkurang.
Angin kencang diatas kecepatan normal dapat menimbulkan bencana karena berkurangnya jumlah pohon yang bisa berfungsi sebagai penahan angin di tiga kecamatan tersebut.
Pada umumnya, hampir semua kecamatan di Magetan rawan terhadap bencana alam saat musim hujan berlangsung. Hal itu karena wilayah Magetan berada di daerah pegunungan.
Sesuai pemetaan, untuk daerah rawan bencana banjir sering melanda Kecamatan Kartoharjo dan Kecamatan Barat. Sebab, wilayah tersebut berada di aliran Bengawan Madiun. Anak sungai Bengawan Madiun yang melintasi dua kecamatan tersebut selalu meluap jika ketinggian air Bengawan Madiun meningkat.
Sedangkan bencana tanah longsor rawan terjadi di Kecamatan Plaosan, Poncol, Parang, dan Panekan. Hal itu karena keempat kecamatan tersebut berada di lereng Gunung Lawu.
Untuk itu, BPBD mengimbau warga Kabupaten Magetan yang berdomisili di daerah rawan bencana tersebut, agar waspada jika curah hujan sedang tinggi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Tiga kecamatan rawan angin puting beliung tersebut ialah, Kecamatan Panekan, Magetan, dan Bendo," ujar Kepala BPBD Magetan Agung Lewis, kepada wartawan, di Magetan, Selasa.
Sesuai data yang ada, Kecamatan Panekan yang rawan angin puting beliung di antaranya di Desa Turi, Bedagung, dan Sukowidi. Sedangkan di Kecamatan Magetan di antaranya terdapat di Desa Purwosari.
Menurut dia, guna mengantisipasi terjadinya angin puting beliung, pihak BPBD dan Badan Lingkungan Hidup Magetan melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon di sejumlah ruas jalan yang dianggap membahayakan.
"Dengan pemangkasan dahan pohon, diharapkan tidak terjadi pohon tumbang saat angin kencang melanda kawasan setempat. Sehingga tidak menimbulkan korban," kata dia.
Ia menjelaskan, wilayah ketiga kecamatan tersebut rawan angin puting beliung karena selain faktor cuaca, juga karena vegetasi hutan atau pohon di wilayah setempat berkurang.
Angin kencang diatas kecepatan normal dapat menimbulkan bencana karena berkurangnya jumlah pohon yang bisa berfungsi sebagai penahan angin di tiga kecamatan tersebut.
Pada umumnya, hampir semua kecamatan di Magetan rawan terhadap bencana alam saat musim hujan berlangsung. Hal itu karena wilayah Magetan berada di daerah pegunungan.
Sesuai pemetaan, untuk daerah rawan bencana banjir sering melanda Kecamatan Kartoharjo dan Kecamatan Barat. Sebab, wilayah tersebut berada di aliran Bengawan Madiun. Anak sungai Bengawan Madiun yang melintasi dua kecamatan tersebut selalu meluap jika ketinggian air Bengawan Madiun meningkat.
Sedangkan bencana tanah longsor rawan terjadi di Kecamatan Plaosan, Poncol, Parang, dan Panekan. Hal itu karena keempat kecamatan tersebut berada di lereng Gunung Lawu.
Untuk itu, BPBD mengimbau warga Kabupaten Magetan yang berdomisili di daerah rawan bencana tersebut, agar waspada jika curah hujan sedang tinggi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015