Tuban (Antara Jatim) - Presiden Joko Widodo menyatakan Pemerintah akan mendorong PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPP) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tidak hanya mengolah premium, tapi juga menjadi pusat industri petrokimia di Indonesia.
   
"Ke depan TPPI ini akan menjadi pusat industri petrokimia di Indonesia," katanya, ketika berkunjung ke TPPI di Desa Remen, Kecamatan Jenu, Tuban, Rabu.
    
Dengan demikian, kata dia,  yang didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, TPPI tidak hanya mengolah kondensat menjadi bahan bakar minyak (BBM) premium, tapi juga mengolah indutri turunannya.
    
"TPPI nantinya akan memproduksi berbagai turunannya, seperti kaca film, tekstil, juga lainnya," jelasnya.
    
Pemerintah, menurut dia, mentargetkan PT. TPPI bisa memproses kondensat menjadi premium, mulai Oktober. Pertimbangannya, PT. TPPI sudah empat tahun berhenti melakukan kegiatan, karena ada permasalahan hukum.
    
"Permasalahan hukum biar kita serahkan hukum. Tapi, masalah ekonomi dan bisnis, ya harus tetap jalan," katanya, menegaskan.
    
Dari hasil peninjauan di TPPI, kata dia, PT. TPPI sudah mampu memproses kondensat menjadi premium, meskipun belum maksimal.
    
"Kapasitas pengolahan TPPI sekarang ini sudah bisa 70 persen. Diharapkan akhir 2015 sudah bisa mencapai 100 persen," jelas dia.
    
Yang jelas, menurut dia, keberadaan PT. TPPI mampu mengurangi impor premium hingga mencapai 29 persen.
    
"Impor premium akan terus menurun sampai akhir 2015, bahkan solar sama sekali tidak impor," jelas dia.
    
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, menombol mesin pompa menandai pendistribusian premium ke Terminal Bahan Baku Minyak (TBBM) juga di Kecamatan Jenu. 
    
Direktur Operasi PT. TPPI Tuban M. Yamin, kepada Presiden Joko Widodo, menjelaskan proses pendistribusian premium dari lokasi TPPI menuju TBBM.
    
"Pendistribusian premium yang ditandai dengan penekanan tombol mesin pompa oleh Presiden Joko Widodo itu, merupakan hasil pengolahan yang ketiga kalinya," jelas M. Yamin. (*)   

     

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015