Surabaya (Antara Jatim) - Peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) menciptakan konsep transportasi trio heksagonal (segi enam), sebagai solusi problematika kemacetan yang ada di Kota Surabaya dengan jembatan berkonsep sarang lebah.

"Konsep transportasi heksagonal ini bisa digunakan transportasi masal, seperti jalur kereta api, kendaraan roda empat, maupun kendaraan roda dua yang berada di atas tanah. Konsep ini akan membentuk pola tiga segi enam, yang memiliki dua sayap atau jalur untuk transportasi kereta api," kata peneliti UMSurabaya, Ir. Gunawan, MT di Surabaya, Kamis.

Ia mengatakan, apabila dibangun disepanjang jalur sungai, maka konsep heksagonal itu memiliki sisi positif berupa nihilnya biaya pembebasan lahan dan dapat memperdalam dasar sungai, sehingga fungsi sungai menjadi tergandakan sebagai jalur transportasi air.

"Jika diperlihatkan, maka dibawah sayap segi enam pada desain, terdapat dua segitiga sebagai rangkaian Trio Heksagonal yang berfungsi sebagai balok induk, namun juga bisa difungsikan sebagai lintasan utilitas kota atau perpipaan dan perkabelan dari PDAM maupun PLN," paparnya yang juga sebagai Dekan Fakultas Teknik UMSurabaya.

Menurut dia, konfigurasi trio heksagonal atas segi enam memiliki kelebihan pada sistem konstruksi yang dinilai lebih kuat, masif, stabil serta sebagai konsep yang terbarukan dengan metode nantinya segi enam tersebut akan dicetak terlebih dahulu, kemudian dirangkai pada jalur yang diinginkan.

"Jadi segi enam tersebut dicetak terlebih dahulu, kemudian akan dirangkai pada jalur yang sudah ditargetkan, sehingga diharapkan konfigurasi ini bisa merangkai ruang yang lebih banyak lagi, meskipun jika diimplementasikan biaya yang dianggarkan akan lebih mahal," terangnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, ia juga mematenkan konfigurasi cerobong ventilasi dan bentuk konfigurasi tiang jembatan pada sebulan yang lalu, sebagai bentuk keseriusannya untuk membantu pemerintah mengatasi permasalahan kemacetan yang ada di Surabaya.

"Ide ini muncul pada tahun 2004, namun seiring dengan perkembangannya, desain trio heksagonal mengalami penyempurnaan dan menjadi konsep jembatan sistem transportasi satu-satunya yang ada di dunia dengan menggunakan desain segi enam yang estetik," tuturnya.

Langkah berikutnya, lanjutnya ia akan terus mengembangkan rancangannya sebagai bentuk penyempurnaan desain Trio Heksagonal dan berharap ada pihak yang merespon desain yang dikerjakannya, meskipun masih belum berkoordinasi dengan pihak manapun termasuk pemerintah.

"Konsep trio heksagonal ini masih taraf desain, belum implementasi. Jika ada pihak yang menginginkan desain trio heksagonal untuk disempurnakan, maka saya akan menerimanya dengan tangan terbuka. Sedangkan jika konsep ini bisa diimplementasikan, maka membutuhkan biaya sekitar Rp500 miliar per kilometer," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015