Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku bangga karya sutradara asal Indonesia, Livi Zheng menembus Hollywood melalui film perdananya berjudul "Brush with Danger" yang akan tayang serentak di Indonesia mulai 26 November 2015.

"Ini sebuah karya anak bangsa yang layak dihargai dan sangat membanggakan," ujar Gus Ipul, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Surabaya, Kamis.

Livi Zheng, kata dia, merupakan satu-satunya wanita Asia pertama yang filmnya sukses di dunia perfilman Amerika Serikat, sehingga karyanya diberi kesempatan tayang di bioskop di negeri tersebut selama hampir dua bulan.

Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu mengaku sudah bertemu dengan Livi Zheng dan mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih, bahkan mampu menyisihkan 40 ribu film lainnya di ajang seleksi nominasi Oscar untuk kategori "Best Picture" pada "Academy Awards 2015".

"Film itu masuk 300 besar dan bersaing dengan film-film Hollywood lainnya. Karya-karya seperti inilah yang menginspirasi dan diharapkan menjadi teladan bagi anak-anak Indonesia lainnya," kata mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu.

Pria yang juga pernah bermain dalam film "Laksamana Cheng Ho" tersebut mengaku tidak sabar menonton "Brush with Danger", sekaligus berjanji akan turut mensosialisasikan kepada masyarakat, terutama warga Jawa Timur.

Sementara itu, Livi Zheng mengaku bangga film yang sudah tayang di Amerika Serikat dan sejumlah Negara sekitarnya tersebut bisa diputar serentak di bioskop seluruh Indonesia, yang menjadi tanah kelahirannya.

"Terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan semoga bisa menginspirasi masyarakat, khususnya pemuda-pemudi Indonesia untuk tidak pernah berhenti berkarya dan membuktikan kualitas kita," ucapnya.

Wanita kelahiran Malang 26 tahun lalu itu, juga mengaku tak akan berhenti berkarya, sekaligus membawa nama bangsa Indonesia di kancah perfilman dunia.

Film "Brush with Danger" menceritakan kakak beradik yang berasal dari Asia, Alice (diperankan Livi Zheng) dan Ken (diperankan Ken Zheng), yaitu seorang pelukis dan petarung yang menjadi imigran gelap di Amerika dengan menumpang kapal kargo yang mendarat di Seattle, Washington.

Saat terlunta-lunta sebagai tunawisma dan tunakarya di jalanan yang sama sekali asing, mereka terpaksa menjadi penjual lukisan jalanan dan mempertontonkan jurus-jurus bela diri.

Kemudian, Justun Sullivan, seorang pemilik galeri seni melihat bakat Alice dan ingin menampung bakat keduanya dengan maksud terselubung, yakni memaksa Alice memalsukan sebuah lukisan klasik karya Van Gogh hingga mengakibatkan dua bersaudara ini terlibat dalam dunia kriminal Amerika yang penuh bahaya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015