Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta evaluasi terhadap biro perjalanan ibadah umrah yang tak mengantongi izin sehingga tak menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Saya mendapat laporan bahwa di Jatim hanya 40 biro perjalanan umrah berizin, tapi dalam praktiknya terdapat ratusan biro yang beraktivitas," ujarnya usai pembukaan pameran biro perjalanan haji dan umrah di Grand City Surabaya, Rabu.

Selain biro perjalanan umrah, kata dia, khusus untuk Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Jatim yang mengantongi izin sebanyak 18 biro.

"Saya akan minta data dan evaluasi ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim terkait ini. Sudah saatnya ditertibkan untuk kepentingan semua umat," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Ia berharap kepada pemilik biro umrah dan haji untuk berbenah sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat muslim dalam negeri, di antaranya dengan peningkatan kualitas dan standar pelayanan.

Menurut dia, biro perjalanan yang mengedepankan kualitas dijamin tak akan ditinggal pelanggan, bahkan justru mendapat nilai lebih sehingga semakin memajukan biro itu sendiri.

"Sedih melihat banyak orang yang ditipu biro perjalanan umrah dan haji. Untuk berangkat ke Tanah Suci mereka mengumpulkan uang susah payah, tapi malah ditipu," kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu.

Di sisi lain, lamanya antrean haji membuat jumlah umat Islam di Jatim yang memilih ibadah umrah meningkat tajam, dari  sekitar 12-15 ribu per bulan pada dua tahun lalu, saat ini mencapai sekitar 20 ribu orang.

Artinya, lanjut dia, setiap tahunnya sekitar 240 ribu umat muslim di Jatim menunaikan ibadah umroh yang berangkat melalui pintu Surabaya.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menyebut, makin tingginya animo umat muslim karena salah satunya tak lepas dari lamanya antrean haji yang saat ini berkisar 18-20 tahun.

Sementara itu, pameran bertajuk Rindu Ka'bah Umrah dan Haji tersebut digelar mulai 28 Oktober hingga 1 November 2015. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015