Surabaya (Antara Jatim) - Calon Wali Kota Surabaya yang diusung Demokrat dan PAN, Rasiyo, menargetkan arah pembangunan Kota Surabaya masa depan dengan berencana mengembangkan kawasan pinggiran yang selama ini dinilai kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

"Daerah pinggiran kota Pahlawan belum begitu diperhatikan oleh pemerintahan sebelumnya. Salah satunya persoalan infrastruktur yang kurang memadai," kata Rasiyo usai bertemu dengan ratusan para lanjut usia (lansia) di Jalan Sambiarum, Kecamatan Lakarsantri, Rabu.

Rasiyo mengatakan ada perbedaan yang sangat mencolok antara infrastruktur yang ada di pusat kota dan daerah pinggiran. Daerah pinggiran masih sering terjadi banjir.

"Gedung bertingkat itu perlu, membangun trem (angkutan massal) juga perlu. Tapi yang lebih perlu lagi adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat yang ada di situ (pinggiran) yakni dengan pemerataan pembangunan. Daerah pinggiran itu harus dibangun seperti kota," katanya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur ini juga sudah melihat langsung di kawasan Surabaya Barat. Seperti di daerah Benowo, menurutnya, sangat tidak seimbang dengan kawasan di tengah Kota.

"Rakyat Surabaya itu tidak hanya di kota. Saya lihat di daerah Benowo itu sangat jomplang (tidak seimbang) dengan yang di tengah kota," tuturnya.

Cawali yang diusung Partai Demokrat dan PAN bersama Lucy Kurniasari mantan Ning Surabaya tahun 1986 ini menegaskan, pihaknya tidak muluk-muluk dalam menyusun konsep sebuah kota yang maju.

Menurut dia, yang utama adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pemerintah harus lebih berpihak pada rakyat kecil dan tidak mampu, khususnya di kawasan pinggiran Surabaya.

"Saya datang ke sini (Sambiarum) juga untuk menyerap aspirasi warga yang ada di pinggiran," kata mantan Sekretaris Daerah Pemprov Jatim.

Sekretaris Lansia Sambiarum, Kelurahan Sambikerep Kecamatan Lakar Santri, Diana Anggraeni Endah Wahyuni mengatakan bahwa lansia harus tetap produktif.

Salah satu caranya adalah dengan rajin berolahraga untuk menjaga kebugaran. Saat ini, Pemkot Surabaya memberi makanan para lansia melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Program dari dinas kesehatan ini bertujuan agar ada keseimbangan komposisi gizi bagi para lansia.

"Kami berharap kalau Pak Rasiyo terpilih jadi wali kota, anggaran PMT bisa ditambah lagi," katanya.

Hal tersebut juga dikeluhkan Koordinator Pedagang Kaki Lima (PKL) wilayah Barat Muhammad Misdi. Dirinya mengatakan, sekitar sepuluh sentra PKL yang dibangun oleh Pemkot di kawasan Barat sudah mulai ditinggalkan pedagangnya, antara lain Sentra PKL Sumber Rejo, Sememi, Kandangan, Lidah Kulon, Lidah Wetan ini sudah terlihat ditinggalkan pedagang.

"Dari sepuluh Sentra PKL di daerah Barat, hanya ada lima sentra yang masih ditempati. Itupun hanya sekitar dua pedagang saja yang berjualan," terangnya.

Misdi yang juga sebagai Ketua Sentra PKL Sambikerep menambahkan bahwa rata-rata pedagang yang ada di Sentra PKL tersebut bukan asli pedagang yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015