Trenggalek (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur telah meminta bantuan badan penanggulangan bencana daerah setempat guna menyumplai air bersih ke Puskesmas Pandean, yang sempat terganggu proses layanan kesehatannya akibat kemarau panjang.
    
"Kami sudah surati BPBD agar Puskesmas Pandean mendapat pasokan, minimal dua hari sekali agar layanan kesehatan tetap berjalan normal," kata Kepala Dinkes Trenggalek, dr Sugito Teguh di Trenggalek, Selasa.
    
Selain meminta bantuan BPBD, lanjut dia, dinkes juga berkoordinasi dengan jajaran pemerintah Desa Pandean maupun pihak Kecamatan Dongko terkait pengaturan distribusi air.
    
Menurut Sugito, krisis air yang mengganggu layanan kesehatan Puskesmas Pandean diduga dipicu oleh aksi sabotase warga yang memotong jaringan pipa air bersih milik puskesmas dari sumber air desa tetangga.
    
"Beberapa desa di sana (Dongko), termasuk Desa Pandean memang menjadi kawasan krisis air bersih cukup parah sehingga warga sepertinya saling berebut (mendapat) air," ujarnya.
    
Berdasar laporan yang dia terima, Sugito memastikan sebenarnya sumber air yang dialirkan ke sejumlah pemukiman penduduk termasuk ke Puskesmas Pandean dalam kondisi baik, dan tidak mengalami kekurangan.
    
Namun karena jaringan pipa air milik puskesmas diputus sepihak oleh warga, suplai air terhenti.
    
Dampaknya, persediaan air di puskesmas untuk kebutuhan MCK (mandi cuci kakus) pasien dan keluarga pasien rawat inap tidak mencukupi, sehingga secara tidak langsung mengganggu proses layanan kesehatan.
    
Minimnya ketersediaan air juga menyebabkan aktivitas laboratorium puskesmas tidak bisa optimal.
    
"Seharusnya tidak mengalami kesulitan air jika tidak ada yang mengambil air yang sedianya untuk menunjang aktivitas di puskesmas," ujarnya.
    
Pihak puskemas sendiri sebenarnya sudah memberitahu pemerintah desa setempat terkait permasalahan tersebut, namun sejauh ini belum ada solusi konkret. "Semua pihak yang berkaitan dengan hal ini sudah disurati," ujarnya.
    
Menanggapi hal itu, Kades Pandean, Umiarsi menanggapinya dengan hati-hati.
    
Menurutnya, permasalahan itu sensitif dan tidak bisa menyalahkan siapapun, mengingat warganya juga sangat membutuhkan air dampak kemarau berkepanjangan yang memicu krisis air parah di wilayah Kecamatan Dongko.
    
Selain itu tandon air berada di desa tetangga. Hanya, hal ini menjadi isu sensitif lantaran kebutuhan air dengan ketersediaan justru berbanding terbalik.
    
"Tandon air bukan berada di desa kami, tetapi semua warga juga harus diberitahu," kata Umiarsi. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015