Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengimbau agar 41 SMP yang telah mendapat akreditasi A di daerah itu agar mulai menerapkan kurikulum 2013, karena dianggap telah memenuhi persyaratan membentuk kelompok belajar-mengajar (KBM) interaktktif.
    
"Dengan begitu sekolah juga diwajibkan terus berinovasi memberikan pelayanan kepada siswa termasuk inovasi dalam hal kegiatan belajar mengajar," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Sugiarno di Tulungagung, Senin.
    
Ia mengungkapkan, puluhan SMP di Tulungagung telah selesai menjalani penilaian selama beberapa pekan dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) atau Badan Akreditasi Sekolah (BAS).
    
Hasilnya, lanjut dia, berdasar kondisi fisik sekolah, suasana KBM di dalam kelas termasuk guru, sebanyak 41 SMP dinyatakan lulus akreditasi A, dan bisa mulai menerapkan standar pengajaran sebagaimana tersusun dalam kurikulum 2013 atau biasa disingkat K-13.
    
Dikatakan Sugiarno, karena telah dinyatakan terakreditasi A maka sekolah bersangkutan sudah mendapat pengakuan resmi dan memiliki nilai tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan.
    
Oleh sebab itu, sekolah-sekolah itu diharapkan bisa ikut menerapkan sistem pembelajaran yang diminta pemerintah dan mengembangkan KBM demi mencerdaskan anak didik.
    
"Karena itulah kami minta mulai menerapkan K-13. Sebab dari sekitar 48 lembaga SMP di Tulungagung, 41 di antaranya sudah terakreditasi. Sisanya akan menyusul, penilaian terus dilakukan," katanya.
    
Menurut penjelasan dalam buku panduan, konsep program K-13 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilaku, dan kompetensi yang ingin dicapai.
    
Kompetensi yang disebut terakhir harus berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
    
Kurikulum 2013 untuk SD bersifat tematik integratif, sedangkan tingkat SMP dan SMA, kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran.
    
Untuk tingkat SMK, kompetensi dikembangkan melalui vokasional. Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama yaitu pendekatan menggunakan cara mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan.
    
"Saya harap 2016 nanti bisa menerapkan K-13, begitu juga sekolah lain," ucap Sugiarno, berharap. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015