Magetan (Antara Jatim) - Upaya pemadaman kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terkendala stok air yang sulit didapatkan olrh petugas. 
     
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magetan, Agung Lewis, Senin, di Magetan, mengatakan, petugas harus mengambil air dari sumber air terdekat di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah, untuk mendapatkan air. Selain itu, mobil pemadam kebakaran harus menunggu sekitar satu jam untuk mengisi penuh air yang akan digunakan.
     
"Meski demikian, upaya pemadaman terus kita lakukan dengan mengerahkan satu unit mobil pemadam kebakaran dari BPBD Magetan dibantu oleh lima unit mobil penyuplai air," kata dia. 
     
Selain dari pihak BPBD Magetan, Dinas Pekerjaan Umum juga menurunkan sejumlah mobil pemadam kebakaran dan juga truk tangki dari Tagana setempat.
     
Pihak Pemkab Karanganyar, Jawa Tengah, juga ikut andil menurunkan sebanyak dua unit mobil pemadam kebakaran untuk membantu proses pemadaman kebakaran hutan di kawasan Cemoro Sewu.
     
Agung Lewis menjelaskan, selain terkendala stok air, pemadaman kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu juga terkendala ketebalan humus yang ada di hutan.
     
"Sehingga, api terkadang muncul secara tiba-tiba di titik yang sebelumnya dinyatakan aman dan cepat membesar karena kering dan cuaca panas," terangnya.
     
Hingga kini upaya pemadaman masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Sedikitnya ada 200 personel gabungan yang dilibatkan dalam upaya tersebut. 
     
"Mereka berasal dari berbagai instansi, seperti Perhutani, BPBD, TNI, Polri, pemadam kebakaran, relawan, dan masyarakat sekitar," tambahnya.
     
Petugas juga mengantisipasi agar api tidak menjalar ke permukiman penduduk. Hingga saat ini, jarak api mencapai sekitar 1 kilometer dari jalan raya dan 2 kilometer dari permukiman warga. 
     
Sementara, jalur pendakian ke puncak Lawu dari pos Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang juga masih ditutup untuk umum. Hal itu untuk keselamatan para pendaki dan memudahkan upaya pemadaman kebakaran hutan oleh petugas.  (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015