Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengimbau kepada masyarakat di wilayahnya agar jangan mengkhawatirkan kekurangan beras karena stok berada di posisi aman dan sanggup untuk memenuhi kebutuhan hingga Januari 2016.

"Kami menjamin stok beras aman dan memenuhi kebutuhan hingga empat bulan ke depan," ujarnya di sela Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-35 di Lapangan Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Senin.

Ia menjelaskan, perkembangan produksi pangan Jawa Timur pada 2015 yakni, untuk padi mencapai 13.106.056 ton Gabah Kering Giling (GKG), atau sebesar 8.518.286 ton beras.

Dengan jumlah itu, kata dia, konsumsi beras penduduk Jatim sebesar 91,26 kilogram per kapita per tahun, sedangkan jumlah penduduk sebanyak 38.847.600 juta jiwa.

"Dengan demikian, konsumsi beras penduduk mencapai 3.545.232 ton sehingga Jatim pada 2015 surplus beras mencapai 4.973.054 ton," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Namun, lanjut dia, kemungkinan kekurangan stok beras akan terjadi pada Januari hingga Maret 2016 yang merupakan masa panen raya.

Menghindarinya, orang nomor satu di Jatim tersebut mengusulkan ke Presiden RI Joko Widodo untuk mengalihkan stok beras komersial milik Perum Bulog Divre Jawa Timur sebesar 236.779 ton menjadi cadangan beras Nasional.

"Dengan begitu maka beras tersebut bisa dimanfaatkan memenuhi kebutuhan penyaluran raskin, serta untuk cadangan beras di Jawa Timur," kata gubernur yang juga seorang politisi itu.

Sementara itu, suami Nina Kirana itu juga mengungkapkan bahwa komoditi yang masih kurang produksinya adalah kedelai.

Ia mengatakan, pada 2015 luas panen kedelai seluas 254.615 hektare dengan jumlah produksi 355 ribu ton, padahal konsumsi mencapai 420 ribu ton sehingga masih minus 56 ribu ton kedelai.

"Pemprov Jatim berupaya semaksimal mungkin supaya komoditi kedelai tidak minus karena  produksi Jatim menyumbang 32 persen produksi nasional," tuturnya.

Beberapa tindakan dilakukan, lanjut dia, pada 2016 dilakukan pengerukan beberapa wilayah Tuban, Lamongan dan Bojonegoro yang digunakan untuk penampungan air agar ketika Sungai Bengawan Solo meluap tidak membanjiri wilayah tersebut.

"Wilayah yang biasa digenangi banjir dengan dilakukan pengerukan nantinya akan ditanami kedelai. Target produksi total sekitar 480 ribu ton kedelai, sehingga Jatim surplus sebanyak 60 ribu ton," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015