Surabaya (Antara Jatim) - Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Kota Surabaya menagih janji pemerintah kota (Pemkot) Surabaya untuk menggelar kegiatan "Car Free Day" (CFD)  di Jalan Ir. Soekarno "Middle East Ring Road" (MERR).

Ketua Komisi A DPRD Surabaya Herlina mengatakan berdasarkan jaring aspirasi masyarakat di wilayah Surabaya Timur, banyak warga yang menginginkan area sekitar MERR difungsikan untuk kegiatan Car Free Day seperti di kawasan lainnya.

"Kami berharap aspirasi masyarakat ini ditindaklanjuti dengan harapan agar Jalan MERR difungsikan sebagaimana Jalan Darmo untuk Car Free Day," katanya.

Herlina mengungkapkan, usulan kawasan MERR digunakan untuk Car Free Day sebenarnya sejak Tahun 2012. Meski Badan Lingkungan Hidup telah menyanggupi untuk merealisasikannya. Namun, kenyataannya, hingga saat ini kegiatan Car Free Day belum diselenggarakan.

"Usulan MERR dijadikan arena Car Free Day tahun 2012, tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya," katanya.

Ia menegaskan, terlepas kelanjutan pembangunan jalan yang  mandek karena terkendala masalah hukum. Herlina menilai warga yang tinggal di wilayah Surabaya Timur membutuhkan arena hiburan yang murah.

"Meski masih ada persoalan, warga memerlukan arena hiburan dan olahraga yang murah dan meriah," katanya.

Pemerintah Kota Surabaya menyatakan kegiatan "Car Free Day" (CFD) di Jalan Ir. Soekarno (MERR) belum bisa digelar pada tahun ini karena harus melakukan kajian terlebih dahulu.

Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya, Novi Dirmansyah mengatakan tidak mudah untuk menggelar CFD di sana karena harus dilakukan pengkajian lebih dahulu dan juga melibatkan instansi terkait.

"Sudah ada pengajuan soal CFD di Jl. MERR. Namun itu tidak bisa serta merta dilaksanakan tahun ini karena butuh waktu untuk melakukan kajian," katanya.

Apalagi di jalan MERR, lanjut dia, merupakan kawasan padat lalu lintas, baik hari biasa maupun libur. Kondisi ini tentu akan menjadi perhatian serius jika memang akan dilaksanakan di kawasan Surabaya Timur.

"Jalan tersebut merupakan akses penting di sana. Jika dilakukan CFD, yang paling sulit adalah mencari jalan alternatif jika jalan utama CFD ditutup. Tentu harus melibatkan dinas perhubungan dan kepolisian," katanya.

Ia memberi contoh CFD di Jl. Raya Darmo. Pihaknya harus mempersiapkan pengalihan jalur sedini mungkin. Bahkan aparat kepolisian harus berjaga di Jl. Wonokromo dan beberapa ruas jalan lainnya.

"Jadi membuat CFD ini tidak bisa sembarangan," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015