Surabaya (Antara Jatim) - Calon Wakil Wali Kota Surabaya yang diusung PAN dan Demokrat, Lucy Kurniasari menampung semua aspirasi dari para pedagang saat berkunjung di Pasar Pucang, Selasa.
"Blusukan saya kali ini bukan jadwal kampanye, saya hanya rindu suasana pasar pucang yang dulu tempat favorit saya untuk sekedar berbelanja kebutuhan sehari-hari. Berhubung saya jadi calon, selain berbelanja saya juga menampung aspirasi seluruh warga pasar dan juga memantau kondisi pasar saat ini," tutur Lucy Kurniasari sambil merangkul salah satu pedagang.
Lucy mendapat sambutan baik dari pedagang hingga pengunjung yang menginkan perenovasian pasar serta stabilitas harga kebutuhan pokok di tengah krisis perekonomian Nasional yang kian merosot.
Sementara itu, dari pihak pedagang pasar Pucang sendiri dalam curhatanya mengaku pasar ini sudah tidak layak lagi. Nampak pada deretan kios daging, kios ayam, hingga kios penjual ikan terdapat tempat saluran air yang mampat tak terurus, sehingga tak jarang menimbulkan banjir di sekitarnya.
"Pasarnya banjir bu tolong diperbaiki, kasian pembeli suka tak nyaman kalau melintasi deretan kios sini," cetus Risky, pemilik kios ikan kepada Ning Lucy.
Menurut Lucy, kondisi pasar Pucang saat ini benar-benar membutuhkan perhatian yang cukup serius dari pemerintah kota. Karena pasar yang telah ada sejak tahun 60-an ini dirasa sudah tidak layak lagi tingkat kenyamanannya untuk perputaran sistem perekonomian masyarakat.
"Dari tahun 72 hingga sekarang tidak ada perubahan yang signifikan. Ini akan menjadi salah satu cita-cita saya untuk merenovasi kembali pasar tradisional jika saya terpilih menjadi wakil wali kota nanti," ujar Lucy yang juga mantan Ning Surabaya ditahun 1986 ini.
Namun, niatan perenovasian pasar yang di citakan Lucy sempat mendapat sanggahan dari Billy Kosala. Pemilik toko kelontong yang telah 45 tahun berdagang di pasar Pucang ini mengaku sedikit cemas jika terdapat perenovasian.
Hal ini dikarenakan dirinya berkaca pada pasar Turi yang telah dilakukan perombakan begitu besar namun pedagang tidak dapat menikmatinya kembali.
"Jangan sampai dibongkar pasar ini. Dulu ada isu pasar Pucang ini akan di lakukan perenofasian. Tapi yang saya takutkan nanti sama kayak pasar turi, dilakukan pembakaran kemudian perenovasian tapi kami tidak bisa masuk setelah pasar jadi," katanya.
Namun Lucy menjelaskan jika dirinya tidak memiliki kepentingan lain diluar pemberdayaan pasar tersebut. Bahkan ia menjelaskan langsung, bahwa ini pasar dari masyarkatan dan untuk masyarakat pula dan agar semua baik pedagang maupun pembeli merasakan kenyamanan.
"Semoga kejadian pasar Turi tidak terjadi lagi karena sangat merugikan pedagang. Kalaupun nanti ada perenovasian, saya tidak akan membiarkan kegiatan jual beli dipasar ini mati total dengan cara pembuatan penampungan pedagang sementara, dan akan dapat kembali lagi jika pasar sudah jadi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Blusukan saya kali ini bukan jadwal kampanye, saya hanya rindu suasana pasar pucang yang dulu tempat favorit saya untuk sekedar berbelanja kebutuhan sehari-hari. Berhubung saya jadi calon, selain berbelanja saya juga menampung aspirasi seluruh warga pasar dan juga memantau kondisi pasar saat ini," tutur Lucy Kurniasari sambil merangkul salah satu pedagang.
Lucy mendapat sambutan baik dari pedagang hingga pengunjung yang menginkan perenovasian pasar serta stabilitas harga kebutuhan pokok di tengah krisis perekonomian Nasional yang kian merosot.
Sementara itu, dari pihak pedagang pasar Pucang sendiri dalam curhatanya mengaku pasar ini sudah tidak layak lagi. Nampak pada deretan kios daging, kios ayam, hingga kios penjual ikan terdapat tempat saluran air yang mampat tak terurus, sehingga tak jarang menimbulkan banjir di sekitarnya.
"Pasarnya banjir bu tolong diperbaiki, kasian pembeli suka tak nyaman kalau melintasi deretan kios sini," cetus Risky, pemilik kios ikan kepada Ning Lucy.
Menurut Lucy, kondisi pasar Pucang saat ini benar-benar membutuhkan perhatian yang cukup serius dari pemerintah kota. Karena pasar yang telah ada sejak tahun 60-an ini dirasa sudah tidak layak lagi tingkat kenyamanannya untuk perputaran sistem perekonomian masyarakat.
"Dari tahun 72 hingga sekarang tidak ada perubahan yang signifikan. Ini akan menjadi salah satu cita-cita saya untuk merenovasi kembali pasar tradisional jika saya terpilih menjadi wakil wali kota nanti," ujar Lucy yang juga mantan Ning Surabaya ditahun 1986 ini.
Namun, niatan perenovasian pasar yang di citakan Lucy sempat mendapat sanggahan dari Billy Kosala. Pemilik toko kelontong yang telah 45 tahun berdagang di pasar Pucang ini mengaku sedikit cemas jika terdapat perenovasian.
Hal ini dikarenakan dirinya berkaca pada pasar Turi yang telah dilakukan perombakan begitu besar namun pedagang tidak dapat menikmatinya kembali.
"Jangan sampai dibongkar pasar ini. Dulu ada isu pasar Pucang ini akan di lakukan perenofasian. Tapi yang saya takutkan nanti sama kayak pasar turi, dilakukan pembakaran kemudian perenovasian tapi kami tidak bisa masuk setelah pasar jadi," katanya.
Namun Lucy menjelaskan jika dirinya tidak memiliki kepentingan lain diluar pemberdayaan pasar tersebut. Bahkan ia menjelaskan langsung, bahwa ini pasar dari masyarkatan dan untuk masyarakat pula dan agar semua baik pedagang maupun pembeli merasakan kenyamanan.
"Semoga kejadian pasar Turi tidak terjadi lagi karena sangat merugikan pedagang. Kalaupun nanti ada perenovasian, saya tidak akan membiarkan kegiatan jual beli dipasar ini mati total dengan cara pembuatan penampungan pedagang sementara, dan akan dapat kembali lagi jika pasar sudah jadi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015