Bojonegoro (Antara Jatim) - Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, telah memperoleh tanah seluas 230 hektare di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang akan dimanfaatkan sebagai pengganti tanah milik Perhutani, yang menjadi lokasi Waduk Gonseng, di Bojonegoro.
    
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pengairan Bojonegoro Retno Wulandari, di Bojonegoro, Jumat, mengatakan, Tim Balai Besar Bengawan Solo dan pemkab sudah melakukan survei lokasi tanah pengganti seluas 230 hektare di Tuban.   
    
Tanah seluas 230 hektare itu, katanya, tidak dalam satu kesatuan wilayah, tapi di tiga desa yaitu di Desa Sidotentrem dan Bate, Kecamatan Bangilan dan Desa Jatisari, Kecamatan Senori.
    
"Warga pemilik tanah seluas 230 hektare di tiga desa di Tuban itu sudah sepakat tanahnya dibebaskan," jelas dia.
    
Namun, menurut dia, pelaksanaan pembebasan tanah di Tuban masih menunggu hasil keputusan appraisal soal harga tanah.
    
Selain itu, lanjutnya, tim appraisal juga masih menghitung soal harga tanah seluas 4,5 hektare, di Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, yang juga sebagai pengganti tanah milik Perhutani.
    
"Tim Balai Besar Bengawan Solo memperkirakan proses pembebasan tanah yang menjadi lokasi pembangunan Waduk Gonseng membutuhkan waktu berkisar 1-2 tahun," katanya.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan pembangunan Waduk Gonseng di Kecamatan Temayang, membutuhkan tanah Perhutani seluas 442,24 hektare. Rinciannya, seluas 439,72 hektare, dengan pola mencarikan tanah pengganti.
    
Lainnya, lanjut dia, dengan pola kerja sama seluas 4,62 hektare dan melalui proses izin 3,9 hektare.
    
"Saat ini masih memproses melengkapi bebagai kelengkapan data administrasi, juga survei," ucapnya.
    
Ia juga menyebutkan tanah milik warga di Desa Papringan dan Kedungsari, Kecamatan Temayang, yang juga terkena pembebasan untuk lokasi Waduk Gonseng seluas 45 hektare.
    
"Tapi jumlah warga dua desa yang harus direlokasi saya tidak hapal," ucapnya.
    
Data dari Balai Besar Bengawan Solo di Solo, menyebutkan Waduk Gonseng merupakan bendungan timbunan batu zona inti tegak, dengan daya tampung 22,43 juta meter kubik. Waduk yang memiliki luas genangan 433,19 hektare,  mampu mengairi areal pertanian seluas 6.191 hektare di daerah irigasinya.
    
Selain itu, Waduk Gonseng juga berfungsi sebagai pengendali banjir sebesar 2 juta meter kubik dan penyedia air baku sekitar 300 liter/detik.
    
Pelaksanaan pembangunan Waduk Gonseng dengan kontraktor PT Hutama Karya, Jakarta, dimulai sejak 24 Desember 2013 sampai 2 Desember 2017.
    
"Meskipun pembebasan tanah masih dalam proses, tapi pelaksanaan pembangunan sudah tahap membangun saluran penggelak," tandasnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015