Kediri (Antara Jatim) - Stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di Kota Kediri, kehabisan stok bahan bakar jenis solar, saat harganya turun dari semula Rp6.900 menjadi Rp6.700 per liter.

"Tadi habisnya jam 09.00 WIB, kami sudah ajukan sejak tiga hari lalu, tapi belum ada jawaban," kata pengawas SPBU Joyoboyo Kediri, Wiyono di Kediri, Sabtu.

Ia mengatakan, di SPBU Joyoboyo Kediri untuk bahan bakar jenis solar mendapatkan kiriman sampai 8.000 liter yang turun setiap empat hari sekali. Ia pun terpaksa memasang kertas yang memberikan informasi stok solar habis.

"Banyak pengendara yang kembali, karena stok solar habis. Ini, kami juga masih menunggu informasi dari Pertamina," katanya.

Walaupun solar habis, ia mengatakan untuk bahan bakar jenis lain pasokannya masih normal. Di tempatnya, untuk premium dikirimkan sampai 16 ribu liter per hari, dan pertalite 8.000 liter per hari.

Sementara itu, sejumlah pengendara kendaraan roda empat memadati SPBU yang masih mempunyai stok solar, salah satunya di SPBU Pesantren, Kota Kediri. Mereka antre untuk mendapatkan bahan bakar.

Pemerintah secara resmi mengumumkan penurunan harga solar baik bersubsidi atau nonsubsidi sebesar Rp200/liter. Selain solar, pemerintah akan menurunkan harga avtur untuk internasional sebesar 5,53 persen atau USD10 sen, dan harga pertamax turun menjadi Rp9.000/liter sejak 1 Oktober 2015 dan pertalite menjadi Rp8.300/liter. Namun penurunan harga itu tidak berlaku untuk premium, sehingga saat ini harganya masih sama.

Sementara itu, harga gas juga akan disesuaikan dengan kemampuan daya beli masing-masing industri. Aturan harga gas tersebut baru efektif berlaku pada 1 Januari 2016.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan harga premium tidak diturunkan karena masih sesuai harga keekonomian. Hal itu juga petunjuk dari Presiden yang meminta agar berhati-hati pada masalah subsidi. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015