Surabaya (Antara) - Wakil Duta Besar Amerika Serikat (AS), Brian McFeeters mengatakan bahwa perempuan memiliki hak untuk berpendidikan tinggi supaya bisa berekspresi, berkarya dan bersaing di dunia pendidikan di tingkat nasional, bahkan internasional.
"Sekarang ini tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan, karena yang dilihat adalah hasil karyanya, sehingga perempuan juga berhak memiliki pendidikan tinggi yang setara dengan laki-laki," kata Wakil Duta Besar Amerika Serikat, Brian McFeeters dalam diskusi "International Day of Girl" 2015 di Konsulat Jenderal AS Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, jika dulu wanita masih dianggap kelas kedua, maka sekarang, walaupun masih kelas kedua, perempuan masih dibutuhkan yang terlihay. Banyak pemimpin di Indonesia berjenis kelamin perempuan, misalnya menteri atau banyak juga anggota parlemen DPR yang perempuan.
"Perempuan juga harus memiliki kecerdasan dan mendapatkan pendidikan yang tinggi agar bisa bersaing dalam hal pendidikan dengan anak laki-laki. Bahkan jika bisa, kalahkan prestasi anak laki-laki," terangnya.
Di sisi lain, Co Founder Makarios Kreasindo, Felicia mengatakan untuk membuat perempaun maju dalam hal apa pun diperlukan kesadaran diri supaya segala halangan dan rintangan bisa dihadapi dengan bijak dan nantinya akan menjadi pribadi yang tangguh.
"Kami juga melakukan pelatihan 'enterpreneurship' terhadap karyawan Marici supaya mereka bisa berwirausaha sendiri, namun juga diperlukan niat dan kesadaran diri dari seorang perempuan agar nantinya bisa menjadi seoranh 'enterprenership' yang hebat di tingkat nasional maupun internasional," terangnya.
Politisi dari Hati Nurani Rakyat (Hanura) Malang, Ya'qud Ananda Gudban mengatakan bahwa jika perempuan memiliki pendidikan tinggi dan semangat yang tinggi, maka permasalahan gender tidak akan semakin meruncing.
"Saya sangat fokus pada kemajuan perempuan di bidang pendidikan, apalagi dalam hal ekonomi seperti Usaha Makro Kecil Menengah (UMKM) yang perlu disertifikasi untuk pemasaran produk UMKM melalui daring atau online maupun di pasar," tandasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Sekarang ini tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan, karena yang dilihat adalah hasil karyanya, sehingga perempuan juga berhak memiliki pendidikan tinggi yang setara dengan laki-laki," kata Wakil Duta Besar Amerika Serikat, Brian McFeeters dalam diskusi "International Day of Girl" 2015 di Konsulat Jenderal AS Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, jika dulu wanita masih dianggap kelas kedua, maka sekarang, walaupun masih kelas kedua, perempuan masih dibutuhkan yang terlihay. Banyak pemimpin di Indonesia berjenis kelamin perempuan, misalnya menteri atau banyak juga anggota parlemen DPR yang perempuan.
"Perempuan juga harus memiliki kecerdasan dan mendapatkan pendidikan yang tinggi agar bisa bersaing dalam hal pendidikan dengan anak laki-laki. Bahkan jika bisa, kalahkan prestasi anak laki-laki," terangnya.
Di sisi lain, Co Founder Makarios Kreasindo, Felicia mengatakan untuk membuat perempaun maju dalam hal apa pun diperlukan kesadaran diri supaya segala halangan dan rintangan bisa dihadapi dengan bijak dan nantinya akan menjadi pribadi yang tangguh.
"Kami juga melakukan pelatihan 'enterpreneurship' terhadap karyawan Marici supaya mereka bisa berwirausaha sendiri, namun juga diperlukan niat dan kesadaran diri dari seorang perempuan agar nantinya bisa menjadi seoranh 'enterprenership' yang hebat di tingkat nasional maupun internasional," terangnya.
Politisi dari Hati Nurani Rakyat (Hanura) Malang, Ya'qud Ananda Gudban mengatakan bahwa jika perempuan memiliki pendidikan tinggi dan semangat yang tinggi, maka permasalahan gender tidak akan semakin meruncing.
"Saya sangat fokus pada kemajuan perempuan di bidang pendidikan, apalagi dalam hal ekonomi seperti Usaha Makro Kecil Menengah (UMKM) yang perlu disertifikasi untuk pemasaran produk UMKM melalui daring atau online maupun di pasar," tandasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015