Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro, Jawa Timur, membagikan laporan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Karangploso, Malang, kepada satuan kerja perangkat daerah di daerah ini.

"Pembagian laporan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG kepada SKPD sebagai antisipasi agar SKPD menyesuaikan programnya dengan datangnya awal musim hujan yang akan dimulai awal November," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Jumat.

Ia menjelaskan pembagian buku prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG kepada SKPD dilakukan, beberapa hari lalu.

"Tapi pembahasan secara rinci dengan seluruh SKPD belum kita lakukan. Tapi, setidaknya dengan adanya pembagian buku BMKG, maka seluruh SKPD bisa menyesuaikan programnya masing-masing," paparnya.

Ia mencontohkan Dinas Pertanian bisa melakukan sosialisasi perkiraan datangnya musim banjir kepada para petani di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo. Selain itu, juga sosialisasi kepada petani lainnya untuk menyesuaikan awal musim tanam padi.

"Bisa jadi musim banjir Bengawan Solo berkisar Januari-Pebruari. Ya, paling tidak tanaman padi di sepanjang DAS Bengawan Solo akhir Desember harus sudah panen semua," katanya, menegaskan.

Sesuai prakiraan BMKG bahwa sifat hujan Oktober di sebagian wilayah Jawa Timur di bawah normal 99,5 persen dan normal 0,5 persen.

Prakiraan sifat hujan November di sebagian besar Jawa Timur di bawah normal 70,6 persen dan normal 27,9 persen dan atas normal 1,5 persen.

Masih sesuai prakiraan BMKG disebutkan pada dasarian I hingga III November baru 24 kecamatan, dari 28 kecamatan di Bojonegoro, yang diguyur hujan.

Empat kecamatan lainnya yang akan diguyur hujan pada dasarian selanjutnya yaitu Kecamatan Gayam, Kedewan, Gondang dan Sekar.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sukirno, sebelumnya, menjelaskan bahwa di daerahnya sifat hujan pada November di bawah normal Berkisat 31-50 persen, dan curah hujan berkisar 101-150 mm.

"Sesuai prakiraan BMKG selama Oktober untuk curah hujan di daerah kami baru berkisar 21-50 mm, sehingga belum masuk musim hujan," ucapnya.

Mengacu prakiraan BMKG itu, menurut dia, kekeringan yang terjadi di daerahnya akan berlangsung lebih lama, dibandingkan tahun lalu, apalagi awal musim kemarau tahun ini juga maju Juni.

"Kemungkinan warga yang mengalami kesulitan air bersih akan terus bertambah," tandasnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015