Surabaya (Antara Jatim) - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meluncurkan Beasiswa Soetandyo atau "Soetandyo FISIP Unair Scholarship" untuk penulisan skripsi (S1) dan tesis (S2).

"Kami membuka kesempatan kepada mahasiswa penulis skripsi atau tesis untuk berkompetisi guna mendapatkan Beasiswa Soetandyo," kata Dekan FISIP Unair, Basis Susilo, kepada Antara di Surabaya, Jumat.

Untuk tahun 2015, "Soetandyo FISIP Unair Scholarship" diberikan kepada sepuluh mahasiswa S1 dan S2 yang sedang menulis skripsi/tesis dengan topik HAM, pluralisme, Sosiologi Hukum, keadilan, kebangsaan, dan masyarakat sipil (civil society).

"Beasiswa itu diberikan dalam bentuk bantuan biaya penulisan skripsi/tesis senilai Rp5.000.000 per mahasiswa," katanya.

Persyaratan, mahasiswa S-1/S-2 di seluruh Indonesia yang sedang menempuh skripsi/tesis pada disiplin ilmu sosial-politik, humaniora dan ilmu hukum, dan diutamakan memiliki prestasi akademik sekaligus aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Selain itu, memiliki IPK minimal 3,0 dari skala 4, melampirkan riwayat hidup, membuat perspektif masa depan setelah menyelesaikan studi, melampirkan fotokopi KTP dan Kartu Tanda Mahasiswa, dan melampirkan transkrip nilai semester terakhir.

"Jadwal pengumpulan proposal skripsi/tesis adalah 15 Oktober sampai 15 November 2015. Pengumuman 20 kandidat proposal terpilih pada 20-25 November 2015, lalu pengumuman pemenang 10 proposal terpilih pada 1 Desember 2015," katanya.

Ia menambahkan penyerahan Beasiswa Soetandyo FISIP Unair adalah 10 Desember 2015. "Keterangan lebih lanjut bisa ditanyakan ke Vany Fitria (085731414754) dan Sesilia Wenas (081703372589) atau cek http://www.fisip.ac.id," katanya.

    
Unair-Flinders Teliti HIV/AIDS

Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama Universitas Flinders ¿ Australia melakukan kolaborasi untuk meneliti penanganan ODHA secara medis dan kultural melalui skema beasiswa lembaga global, Red Cross.

"Program bernama 'Asia Bound Short Term Program 2015' dilaksanakan selama dua minggu sejak 26 September hingga 14 Oktober 2015," kata Dekan Fakultas Keperawatan Unair, Purwaningsih S.Kp M.Kes.

Ia menjelaskan 10 mahasiswa asal Flinders yang didampingi seorang dosen Flinders dan tiga mahasiswa asal Jepang yang mengikuti program itu diterima Wakil Rektor I Unair, Prof dr Djoko Santoso PhD Sp.PD K-GH FINASIM, 29 September lalu.

"Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan angka ODHA (orang dengan HIV/AIDS) tercepat di dunia," katanya, didampingi perwakilan Pusat Urusan Internasional dan Kerjasama (IOP/International Office and Partnership) Unair, Puguh Budi Susetiyo.

Pada September 2014, jumlah orang yang terkena HIV sebanyak 150.296 orang, dan AIDS sebanyak 55.799 orang.n "Nah, salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan pasca-MDGs (Millenium Development Goals) adalah memastikan warga-warga di dunia bisa menjalani perilaku hidup sehat yang salah satunya HIV/AIDS," katanya.

Selama dua minggu di Jawa Timur, delegasi Flinders dan mahasiswa Keperawatan Unair akan melakukan banyak kegiatan, diantaranya lokakarya, kunjungan ke puskesmas, NGO (Non-Government Organization) yang menangani transgender dan HIV/AIDS, serta lembaga penanganan ODHA di Surabaya, Jombang, dan Bojonegoro.

Secara terpisah, akademisi Flinders, Dr Wendy Abigail, mengaku kasus HIV/AIDS di Australia memang tak sebesar di Indonesia, namun pihaknya tertarik untuk untuk mengunjungi lembaga penanganan HIV/AIDS di Indonesia.

"Saya menyenangi budaya Indonesia, namun saya juga ingin mempelajari tentang penularan dan penanganan HIV/AIDS di Indonesia," kata salah satu peserta asal Flinders, Jodi-Lyn Benjamin. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015