Madiun (Antara Jatim) - Gerakan Petani Nusantara (GPN) menilai tingkat kesehajteraan hidup petani di Indonesia hingga saat ini masih sangat rendah dan bahkan mendekati kemiskinan.

Kondisi tersebut diungkapkan oleh Koordinator Gerakan Petani Nusantara (GPN) Hermanu Triwidodo dalam menyambut Hari Tani Nasional 2015.

"Dari tahun ke tahun kehidupan petani tidak berubah, tetap berkubang dalam kemiskinan. Peringatan Hari Tani ini merupakan momentum penting untuk mengingatkan pemerintah dan para pihak lainnya untuk peduli pada nasib petani," ujar Hermanu Triwidodo dalam keterangan tertulisnya kepada Antara, Rabu.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, angka kemiskinan di pedesaan jauh lebih tinggi, yakni sebesar 14,7 persen dibandingkan di perkotaan yang mencapai 8,34 persen.

"Dan ironisnya, penduduk miskin di pedesaan itu mayoritas adalah para petani," kata dia.

Selain itu, dari tingkat keparahan dan kedalaman kemiskinan, daerah pedesaan juga masih lebih tinggi dibandingkan di perkotaan. Kedalaman kemiskinan di pedesaan mencapai 2,26 persen, sedangkan perkotaan hanya1,25 persen. Lalu keparahan kemiskinan di pedesaan sebesar 0,57 persen dan perkotaan 0,31 persen. 

"Kondisi ini masih ditambah degan program dan kebijakan yang diambil pemerintah tak pernah berangkat dari kebutuhan petani, yang seolah hanya dijadikan alat produksi," tuturnya.

Hebatnya, dengan kondisi yang demikian, petani tetap berkarya dan terus bekerja untuk memproduksi dan memberi makan bangsa ini.

"Melalui peringatan Hari Tani Nasional ini, GPN ingin menagih haknya kepada negara melalui pemerintah dan para pihak untuk mendapat dukungan, perlindungan, dan kemuliaan sebagai komponen bangsa yang paling setia terus berkarya memberi makan Indonesia," tambahnya.

Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, mengatakan, melalui kegiatan peringatan Hari Tani Nasional, GPN juga mengajak seluruh elemen petani untuk membangun gerakan gotong-royong antarpetani. Gerakan itu memberikan kekuatan dalam menghadapi persoalan ancaman sosial, ekonomi, budaya, politik, dan bencana alam. 

Said menambahkan, peringatan Hari Tani Nasional 2015 akan diperingati pada tanggal 1 Oktober di lapangan Kecamatan Sawahan, Kabupatn Madiun, Jawa Timur. Kegiatan tersebut akan diikuti perwakilan petani dari 51 kabupaten se-Jawa dan Lampung. Ditargetkan tak kurang dari 500 petani dan masyarakat lainnya akan mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam acara tersebut, akan diadakan peluncuran gerakan teknik tanam sebar (padi) sebagai manifestasi karya dan inovasi petani, dialog kebijakan pertanian dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), serta festival layang-layang petani nusantara yang akan menerbangkan sekitar 500 layang-layang merah putih. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015