Bagi Sawitri Wulandari, peringatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau yang dikenal dengan G30S PKI itu merupakan peristiwa masa lalu.

"Kejadian (G-30-S/PKI) itu kan sudah lama, jadi ya sekarang ini tidak usah terlalu menanggapi hal tersebut. Mari saatnya membuka lembaran baru, dan membangun masa depan yang lebih baik," ucap perempuan yang memiliki hobi nonton dan traveling itu.

Ia mengatakan, saat ini semuanya sudah beragama. "Jadi hal tersebut, bukanlah sesuatu yang penting. Oke, perlu diingat kalau kejadian zaman PKI itu memang ada. Tetapi, yang penting adalah masa sekarang ini harus diisi seperti apa dan bagaimana," tuturnya.

Perempuan yang juga sebagai anggota bidang kesehatan dan lingkungan Pengurus Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama ini menyatakan, untuk menjaga kemungkinan zaman itu tidak terjadi lagi maka diperlukan benteng yang kuat dari dalam setiap individu.

"Apalagi benteng yang kuat tersebut kalau bukan pendidikan keagamaan yang harus diajarkan kepada seorang individu sejak dini," tukas aktivis yang akrab disapa Wulan itu.

Ia mengatakan, saat ini setiap daerah memiliki cara dan juga pemahaman sendiri-sendiri dalam menyerap serta memperkenalkan agama itu.

"Zaman sekarang ini menurut saya semakin 'edan' dan seseorang itu harus lebih dekat dengan Allah SWT sebagai sang pencipta," tandasnya.

Dalam pandangannya, ada banyak cara untuk mendekatkan diri bersama dengan sang pencipta seperti melalui pondok pesantren, majelis taklim, lewat televisi atau media apapun.

"Intinya, pembentengan diri sangat diperlukan demi terciptanya generasi mudah yang maju dan memiliki integritas tinggi dalam pembangunan kepada bangsa dan negara ini," ujar perempuan kelahiran 1987 ini.

Satu hal lagi, peran serta orang tua dan keluarga juga sangat penting untuk membentuk karakter dari seseorang tersebut, sebelum turun di masyarakat luas.

"Pembentengan diri dengan agama merupakan salah satu upaya mendasar yang harus dilakukan oleh seseorang tersebut," papar Wulan, mengakhiri perbincangan.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015