Sidoarjo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, meresmikan pengoperasian Bus
Trans Sidoarjo (BTS) sebagai salah satu upaya untuk mengurai kemacetan
yang ada di kabupaten setempat.
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, Senin, mengatakan, dengan adanya
peluncuran BTS ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan yang kerap kali
terjadi di Sidoarjo.
"Bus trans ini diperuntukkan untuk para siswa yang juga para pekerja
pabrik yang ada di sepanjang jalan di Sidoarjo yang dilalui oleh bus
trans tersebut," katanya di usai peluncuran bus di Kantor Dinas
Perhubungan Kabupaten Sidoarjo.
Ia mengemukakan, dengan menggunakan bus ini, para pelajar dan
pekerja yang ada di Kabupaten Sidoarjo ini tidak lagi menggunakan
kendaraan roda dua yang biasanya digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
"BTS ini untuk memfasilitasi pelajar, anak sekolah dan mahasiswa
agar mereka tidak menggunakan kendaraan roda dua yang selama ini di
pemberitaan korban kecelakaan roda dua banyak anak anak sekolah dan
mahasiswa," katanya.
Ia mengatakan, BTS ini akan di uji coba beroperasi selama tiga
bulan dan selama pelaksanaan uji coba bulan itu setiap bulannya akan
dilakukan evaluasi terkait dengan penggunaannya.
"Setiap bulannya akan keberadaan bus tersebut akan dilakukan
evaluasi. Semoga BTS ini akan menjadi moda transportasi yang bermanfaat
bagi warga Sidoarjo," katanya.
Disinggung tentang keluhan nasib sopir angkutan kota yang takut
kehilangan mata pencaharianya akibat beroperasinya BTS, dirinya
menyatakan jika BTS tidak akan mengganggu trayek atau mengurangi
pendapatan sopir angkot.
"Sekali lagi, bus tersebut diperuntukkan bagi pelajar dan pekerja
yang selama ini menggunakan kendaraan roda dua, Jadi BTS tidak akan
mengambil penumpang angkot," katanya.
Ia mengatakan, bus tersebut akan melewati rute dari Porong
Sidoarjo, melewati Kecamatan Candi, Kecamatan Kota kemudian masuk ke
dalam jalan tol menuju ke Terminal Purabaya, Surabaya.
"BTS tersebut bisa menampung sekitar 60 penumpang, dan hanya
berhenti di halte khusus BTS karena Bus tersebut membutuhkan tempat yang
tinggi karena berpintu tinggi," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Trans Sidoarjo (BTS) sebagai salah satu upaya untuk mengurai kemacetan
yang ada di kabupaten setempat.
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, Senin, mengatakan, dengan adanya
peluncuran BTS ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan yang kerap kali
terjadi di Sidoarjo.
"Bus trans ini diperuntukkan untuk para siswa yang juga para pekerja
pabrik yang ada di sepanjang jalan di Sidoarjo yang dilalui oleh bus
trans tersebut," katanya di usai peluncuran bus di Kantor Dinas
Perhubungan Kabupaten Sidoarjo.
Ia mengemukakan, dengan menggunakan bus ini, para pelajar dan
pekerja yang ada di Kabupaten Sidoarjo ini tidak lagi menggunakan
kendaraan roda dua yang biasanya digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
"BTS ini untuk memfasilitasi pelajar, anak sekolah dan mahasiswa
agar mereka tidak menggunakan kendaraan roda dua yang selama ini di
pemberitaan korban kecelakaan roda dua banyak anak anak sekolah dan
mahasiswa," katanya.
Ia mengatakan, BTS ini akan di uji coba beroperasi selama tiga
bulan dan selama pelaksanaan uji coba bulan itu setiap bulannya akan
dilakukan evaluasi terkait dengan penggunaannya.
"Setiap bulannya akan keberadaan bus tersebut akan dilakukan
evaluasi. Semoga BTS ini akan menjadi moda transportasi yang bermanfaat
bagi warga Sidoarjo," katanya.
Disinggung tentang keluhan nasib sopir angkutan kota yang takut
kehilangan mata pencaharianya akibat beroperasinya BTS, dirinya
menyatakan jika BTS tidak akan mengganggu trayek atau mengurangi
pendapatan sopir angkot.
"Sekali lagi, bus tersebut diperuntukkan bagi pelajar dan pekerja
yang selama ini menggunakan kendaraan roda dua, Jadi BTS tidak akan
mengambil penumpang angkot," katanya.
Ia mengatakan, bus tersebut akan melewati rute dari Porong
Sidoarjo, melewati Kecamatan Candi, Kecamatan Kota kemudian masuk ke
dalam jalan tol menuju ke Terminal Purabaya, Surabaya.
"BTS tersebut bisa menampung sekitar 60 penumpang, dan hanya
berhenti di halte khusus BTS karena Bus tersebut membutuhkan tempat yang
tinggi karena berpintu tinggi," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015