Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku sedang menyiapkan skema pembiayaan khusus usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan bunga rendah sebagai bentuk perlindungan untuk menghadapi pasar global dan krisis berkepanjangan.

"Saya sudah berdiskusi bersama pimpinan DPRD Jatim dan pimpinan fraksi yang pada prinsipnya setuju," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu menjelaskan, nantinya pembiayaan ini menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jawa Timur yang dititipkan ke Bank Jatim.

Menurut dia, suku bunga di bank konvensional sudah sangat tinggi mencapai 18 persen, kemudian suku buka di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang awalnya 24-30 persen, naik hingga 30-40 persen.

Angka itu, lanjut dia, terlalu tinggi untuk usaha kecil apalagi jika baru merintis usaha, sehingga jika masalah itu tak segera diatasi maka usaha kecil pasti kalah berkompetisi karena ongkos produksi mahal.

Birokrat yang juga politisi itu juga mengingatkan bahwa UMKM di Jatim sebenarnya tidak hanya berkompetisi dengan luar negeri, tapi juga berkompetisi dengan UMKM dari provinsi lain di Indonesia.

"Semisal, jika kompetisi UMKM Jatim kalah dengan UMKM dari Jawa Barat maka UMKM kita akan mati," kata mantan Sekdaprov Jatim tersebut.

Oleh karena itulah, kata dia, diperlukan skema pinjaman modal yang bunga lebih rendah agar pembiayaan produksi murah.

Disinggung realisasi penerapan skema tersebut, peraih gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Airlangga Surabaya itu mengatakan anggaran didapat dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) dan bisa dilakukan Oktober 2015.

"Untuk bulan depan perkiraan anggaraannya Rp400 miliar, sedangkan tahun depan menjadi Rp2 triliun dari dana Silpa plus anggaran potongan dari sejumlah satuan kerja perangkat daerah, serta dana bencana yang tak terpakai," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015