Trenggalek (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengimbau masyarakat agar waspada dan mengantisipasi potensi peningkatan suhu ekstrem selama periode Oktober, karena posisi matahari tepat di atas pulau Jawa dengan jarak terdekat bumi.
    
"Sebaiknya semua diantisipasi, terutama resiko yang bisa terjadi mengingat suhu udara bisa mencapai 37 derajat atau bahkan di atasnya," kata Kasi Kedaruratan BPBD Trenggalek, Ahmad Budiharto di Trenggalek, Minggu.
    
Peningkatan suhu secara ekstrem tersebut, lanjut dia, dikhawatirkan menjadikan potensi kekeringan di Trenggalek semakin meluas.
    
Saat ini saja jumlah desa yang mengalami kekeringan tercatat mencapai 39 desa yang tersebar di enam kecamatan di wilayah tersebut.
    
Kendati jumlahnya relatif menurun dibanding pada 2014 yang tercatat sebanyak 49 desa alami kekeringan/kesulitan air bersih, lanjut dia, peningkatan suhu udara secara ekstrem akibat siklus pengorbitan planet bumi pada matahari dikhawatirkan memicu kekeringan kembali meluas.
    
"Terik matahari bisa menyebabkan persediaan air tanah lebih cepat menguap," ujarnya.
    
Selain faktor kekeringan, hal lain yang harus diantisipasi masyarakat maupun semua oihak terkait menurut Budiharto adalah potensi kebakaran.
    
Kekhawatiran atas potensi itu meningkat lantaran selama triwulan terakhir sejak musim kering dimulai sejak sekitar Juni-Juli, peristiwa kebakaran hutan maupun ilalang di dalam kawasan hutan sudah berulang kali terjadi.
    
Kebakaran hutan dalam skala besar memang belum terjadi di Trenggalek. Namun mengacu peristiwa kebakaran di berbagai belahan hutan di tanah air, seperti di Gunung Lawu, Merbabu, Wlirang, Arjuno, Raung maupun kebakaran hutan dalam skala masif di Sumatera dan Kalimantan, resiko serupa juga harus diantisipasi di wilayah Kabupaten Trenggalek yang 50 persen lebih wilayahnya berstatus hutan negara.

"Kemarau akibat badai elnino masih akan terjadi hingga pertengahan November. Jadi masyarakat sebaiknya lebih menghemat air karena potensi kekeringan masih  panjang," ujarnya.
    
Imbauan yang dikeluarkan BPBD Trenggalek itu merupakan tindak lanjut dari pemberitahuan dalam bentuk surat elektronik (surel) yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait potensi kenaikan suhu secara ekstrem pada akhir September hingga Oktober mendatang.
    
Dalam kondisi normal, lanjut dia, suhu udara pada siang hari di Trenggalek rata-rata berkisar antara 32-33 derajat celcius. Namun selama periode Oktober, BMKG memperkirakan suhu udara bisa mencapai 37 derajat celcius atau bahkan lebih.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015