Surabaya (Antara Jatim) - Pelajar, mahasiswa dan pemuda NU dari Surabaya dan sekitarnya aksi damai di Taman Bungkul dan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Minggu, untuk mengampanyekan Islam Damai.

Aksi damai dari kelompok yang menamakan diri sebagai Masyarakat Cinta Damai, Mahasiswa Peduli Bangsa, dan Garda Indonesia itu dilakukan oleh aktivis/pegiat IPNU, IPPNU, Ansor, Fatayat, dan PMII.

Dalam aksi di tengah-tengah pengunjung "car free day" di Taman Bungkul itu, peserta membentangkan spanduk dan poster, seperti Arek Suroboyo Anti Kekerasan, Islam Kita Islam Toleran, dan sebagainya.

"Warga Surabaya adalah masyarakat toleran, karena itu kami melakukan kampanye damai dengan menyebarkan poster merata dan meluas ke seluruh pelosok Surabaya dan sekitarnya," kata koordinator Masyarakat Cinta Damai, Fajar Shodiq.

Intinya, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh dan mewaspadai gerakan kekerasan yang mengatasnamakan jihad untuk agama, seperti ISIS.

"Indonesia disinyalir menjadi negara incaran gerakan radikal yang  jika dibiarkan akan menjadi bom waktu bagi instabilitas NKRI, karena Indonesia adalah sebuah bangsa yang majemuk. Konflik Maluku, Poso, bahkan baru-baru ini muncul konflik  di Tolikara membuktikan kemajemukan itu," katanya.

Senada dengan itu, Koordinator Mahasiswa Peduli Bangsa Eko Supriyanto, mengatakan Islam itu merangkul, bukan memukul.

"Islam itu membina dan memakai hati, bukan menghina dan mencaci maki. Karena itu kami menyerukan bahwa Arek Muslim Suroboyo itu cinta damai, menolak kekerasan atasnama agama," tuturnya.

Ia mengutip pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di sela pembukaan Kongres Fatayat NU di Surabaya (18/9) bahwa ada 800 WNI bergabung dengan ISIS dan 30 orang diantaranya dilaporkan tewas.

"Ini bukti Indonesia juga jadi incaran ISIS merekrut anggota. Karenanya kami ajak warga Surabaya ikut mencegah dan tidak terpengaruh ajakan ISIS," pungkas Eko. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015