Tulungagung (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengaku kewalahan melayani banyaknya permintaan pengiriman air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air akibat kemarau panjang selama beberapa bulan terakhir.

Menurut keterangan Kepala BPBD Tulungagung Soeroto, Kamis, kendala terjadi pada ketersediaan armada di tingkat PDAM selaku penyedia pasokan air bersih ke-11 desa dari empat kecamatan yang ada di daerah tersebut.

"Keterbatasan armada menyebabkan suplai air ke desa-desa sasaran tidak bisa cepat, karena harus bergantian," terangnya.

Soeroto mengungkapkan, dalam sebulan terakhir permintaan pengiriman air bersih terus bertambah.

Saat ini tercatat ada 11 desa dari empat kecamatan yang sudah meminta bantuan air bersih yakni Desa Kresikan, Desa Pakisrejo, dan Desa Tenggarejo di Kecamatan Tanggunggunung; Desa Besuki, Kecamatan Besuki; Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban; serta Desa Panggungkalak, Panggunguni, Kalidawe, Kaligentong, Sumberdadap, dan Banyuurip yang ada di wilayah Kecamatan Kalidawir.

"Tercatat sebanyak 11 desa dari empat kecamatan yang sudah meminta bantuan pengiriman air bersih," ungkapnya.

Soeroto mengatakan, kendala dalam hal sarana angkut air perlahan bisa mereka urai, yakni dengan bekerjasama tidak hanya dengan PDAM, tetapi juga pengusaha air minum swasta.

Teknisnya, setiap pengiriman air pihak BPBD membeli air dari PDAM satu tangki dengan kapasitas empat ribu liter seharga Rp275 ribu.

Sedangkan pembelian air dari pengusaha air minum swasta dengan tangki kapasitas 8 ribu liter dipatok harga Rp500 ribu.

Soeroto mengakui jika di Tulungagung banyak pengusaha air minum, namun yang memiliki tangki air hanya satu perusahaan dan siap bekerja sama dengan pihak BPBD.

"Kami berharap di tahun mendatang ada pengusaha air bersih yang memiliki tangki air sehingga bisa membantu dalam pendistribusian air bersih di lokasi-lokasi yang dilanda kekeringan," ujarnya.

Soeroto menambahkan, saat ini pihak BPBD Tulungagung juga sudah mengajukan bantuan tangki air bersih kepada pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jawa Timur.

Hal itu dilakukan guna mempermudah menyalurkan bantuan air bersih ke lokasi bencana kekeringan.

Sebab, selainkendala dari kurangnya armada juga dipengaruhi faktor lokasi pengiriman selain jalanan terjal juga jarak yang jauh dari kantor ke lokasi.

Oleh karena itu, lanjut dia, perlu adanya armada yang kuat untuk mempermudah menuju ke lokasi.

"Untuk saat ini masih mengajukan bantuan mobil tanki air bersih untuk penyaluran air ke lokasi bencana kekeringan," ujarnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015