Bojonegoro (Antara Jatim) - Paguyuban penambang minyak mentah Wonomulyo dan Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan masih ada produksi sumur minyak tradisional di Kecamatan Kedewan, dijual keluar berupa minyak mentah atau solar sulingan.
"Minyak mentah atau solar sulingan, yang dijual keluar sekitar 10-20 persen dari produksi total sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan," kata Wakil Ketua Paguyuban penambang Wonomulyo di Kecamatan Kedewan, Bojonegoro Siswantono, Kamis.
Hal itu dibenarkan Humas Paguyuban penambang minyak mentah Wonocolo Risno, yang menyatakan paguyuban tidak bisa melarang penambang menjual minyak mentah atau solar sulingan keluar.
"Kami hanya bisa mengimbau agar para penambang tidak menjual minyak mentah keluar, sebab perolehan imbalan jasanya tidak jauh berbeda jika disetorkan kepada Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah," paparnya.
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah, selaku pemilik wilayah kuasa pertambangan memperkirakan produksi sumur minyak mentah tradisional yang dijual keluar berkisar 400-500 barel/hari.
Lebih lanjut Siswantono menjelaskan kedua paguyuban penambang menjalin kontrak kerja dalam pengelolaan lapangan sumur minyak tua dengan Pertamina EP Asset 4 Cepu, Jawa Tengah, sejak 16 Juni 2015.
Kedua paguyuban penambang tersebut menggantikan posisi KUD Sumber Pangan (SP) dan KUD Usaha Jaya Bersama (UJB), yang diputus kontraknya dalam pengelolaan lapangan sumur minyak tua oleh Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.
Sesuai kontrak, menurut dia, Paguyuban Wonomulyo mengelola 111 sumur minyak di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, tapi yang bergabung menyetorkan produksi minyak ada sekitar 596 sumur minyak.
"Sumur minyak yang kami kelola rata-rata produksinya sekitar 800 barel per harinya," jelasnya.
Di lain pihak, Paguyuban Wonocolo, dalam kontrak mengelola 60 sumur minyak yang lokasinya di Desa Wonocolo, juga di Kecamatan Kedewan, tapi jumlah total yang menyetorkan produksinya mencapai 250 sumur minyak.
"Produksi sumur minyak yang disetorkan ke tempat kami rata-rata sekitar 600 barel per harinya," ucapnya.
Ia menyebutkan perolehan imbalan jasa pengambilan minyak mentah yang diberikan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, kepada paguyuban Rp2.725/liter. Rinciannya, penambang menerima Rp2.150/liter dan sisanya dibagi untuk berbagai keperluan mulai angkutan, pengolahan minyak, jamsostek, keamanan penambangan, juga kesejahteraan desa.
"Untuk kesejahteraan desa masih tersimpan sekitar Rp400 juta, tapi belum bisa disalurkan karena belum ada peraturan desanya," ucap Risno. (*)
"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Minyak mentah atau solar sulingan, yang dijual keluar sekitar 10-20 persen dari produksi total sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan," kata Wakil Ketua Paguyuban penambang Wonomulyo di Kecamatan Kedewan, Bojonegoro Siswantono, Kamis.
Hal itu dibenarkan Humas Paguyuban penambang minyak mentah Wonocolo Risno, yang menyatakan paguyuban tidak bisa melarang penambang menjual minyak mentah atau solar sulingan keluar.
"Kami hanya bisa mengimbau agar para penambang tidak menjual minyak mentah keluar, sebab perolehan imbalan jasanya tidak jauh berbeda jika disetorkan kepada Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah," paparnya.
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah, selaku pemilik wilayah kuasa pertambangan memperkirakan produksi sumur minyak mentah tradisional yang dijual keluar berkisar 400-500 barel/hari.
Lebih lanjut Siswantono menjelaskan kedua paguyuban penambang menjalin kontrak kerja dalam pengelolaan lapangan sumur minyak tua dengan Pertamina EP Asset 4 Cepu, Jawa Tengah, sejak 16 Juni 2015.
Kedua paguyuban penambang tersebut menggantikan posisi KUD Sumber Pangan (SP) dan KUD Usaha Jaya Bersama (UJB), yang diputus kontraknya dalam pengelolaan lapangan sumur minyak tua oleh Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.
Sesuai kontrak, menurut dia, Paguyuban Wonomulyo mengelola 111 sumur minyak di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, tapi yang bergabung menyetorkan produksi minyak ada sekitar 596 sumur minyak.
"Sumur minyak yang kami kelola rata-rata produksinya sekitar 800 barel per harinya," jelasnya.
Di lain pihak, Paguyuban Wonocolo, dalam kontrak mengelola 60 sumur minyak yang lokasinya di Desa Wonocolo, juga di Kecamatan Kedewan, tapi jumlah total yang menyetorkan produksinya mencapai 250 sumur minyak.
"Produksi sumur minyak yang disetorkan ke tempat kami rata-rata sekitar 600 barel per harinya," ucapnya.
Ia menyebutkan perolehan imbalan jasa pengambilan minyak mentah yang diberikan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, kepada paguyuban Rp2.725/liter. Rinciannya, penambang menerima Rp2.150/liter dan sisanya dibagi untuk berbagai keperluan mulai angkutan, pengolahan minyak, jamsostek, keamanan penambangan, juga kesejahteraan desa.
"Untuk kesejahteraan desa masih tersimpan sekitar Rp400 juta, tapi belum bisa disalurkan karena belum ada peraturan desanya," ucap Risno. (*)
"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015