Tulungagung (Antara Jatim) - Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Yumar mengakui proses validasi program asistensi lanjut usia (aslut) terlantar di wilayahnya sampai saat ini belum optimal akibat dinamisasi perubahan status sosial masyarakat.
    
"Validasi terkendala karena banyak warga yang sebelumnya tercatat sebagai kelompok warga prasejahtera namun kini sudah meningkat statusnya menjadi sejahtera," kata Yumar saat dikonfirmasi wartawan di Tulungagung, Kamis.
    
Sebaliknya, yang dulu sejahtera kini berubah menjadi miskin. Oleh karena itulah, Yumar mengambil kebijakan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap seluruh aslut atau rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM).
    
"Tujuannya agar bantuan tepat sasaran. Untuk Tulungagung saat ini baru sekitar 50 orang untuk aslut," ujarnya.
    
Dikatakan Yumar, 50 penerima aslut tercatat sebagai menerima bantuan uang tunai Rp350 ribu per bulan.
    
Karena baru sedikit penerima aslut, lanjut Yumar, dinsosnakertran mengajukan calon penerima baru.
    
Tahun ini pihaknya mengajukan 167 aslut. "Kami ajukan lagi untuk aslut. Semoga bisa dikabulkan," kata Yumar.
    
Untuk kepentingan verifikasi faktual, lanjut Yumar, validasi data akan rutin dilakukan setiap enam bulan sekali.
    
Hal itu dimaksudkan agar diketahui perubahan status penerima aslut dalam periodisasi tertentu.
    
Selain perubahan status sosial, validasi juga bertujuan untuk mengantisipasi data ganda ataupun pindah alamat.
    
"Perubahan ini jika tak terdata bisa berakibat salah sasaran bantuan dari pemerintah pusat. Jadi harus diperbaharui," ujarnya.
    
Terkait pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH), Yumar mengatakan pada 2016 sasaran diperluas untuk kelompok masyarakat usia lanjut maupun disabilitas berat.
    
Rata-rata setiap lanjut usia yang berusia di atas 76 tahun bakal mendapatkan bantuan Rp200 ribu per bulan.
    
"Kami masih menunggu info selanjutnya dari pemerintah pusat terkait hal tersebut," jelasnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015