Malang (Antara Jatim) - Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang Nurcholis Sunuyeko berharap larangan untuk menerima mahasiswa baru pada tahun akademik 2015-2016 segera dicabut oleh Dirjen Dikti, karena persyaratan yang selama ini membelit kampus tersebut sudah terpenuhi.

"Tahun akademik 2015 ini, kami memang tidak boleh menerima mahasiswa baru dulu sambil membenahi semua persyaratan yang disarankan oleh Dirjen Dikti, yakni rasio dosen dan mahasiswa serta perbaikan sarana dan prasarana. Keduanya sudah kami penuhi, dan harapan kami tahun depan sudah bisa menerima mahasiswa baru (maba)," katanya usai peresmian gedung C kampus IKIP Budi Utomo di Jalan Cintadui Kota Malang, Rabu.

Gedung C IKIP Budi Utomo di Jalan Citandui Kota Malang yang diresmikan tersebut masih 80 persen pembangunan fisiknya karena gedung dome masih baru dimulai. Gedung C tersebut dibangun di atas lahan seluas 6.000 meter persegi dan berlantai empat yang diperkirakan mampu menampung mahasiswa sebanyak 6.000 orang.

Selain bakal dilengkapi dengan dome berkapasitas 500-1.000 orang, gedung C terdebut juga sudah dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar lainnya, seperti laboratorium, ruang micro teaching, rest area dengan fasilitas hot spot serta kafe untuk mahasiswa.

Menyinggung anggaran untuk pembangunan gedung C tesrebut, Nurcholis mengatakan sekitar Rp30 miliar sampai Rp50 miliar. "Anggaran untuk pembangunan gedung ini seluruhnya swadaya dari kampus, tidak ada bantuan dari pihak manapun," ujarnya.

Program studi yang akan melakukan aktivitas perkuliahan di gedung C tersebut adalah mahasiswa program studi (prodi)  Matematika, Biologi, Sejarah dan Sosiologi, Bahasa dan Sastra serta Ekonomi dan Kewirausahaan.

Ia mengakui meski status nonaktif dari Dirjen Dikti tersebut masih disematkan pada kampus tersebut, tidak menghentikan proyek pembangunan kampus C IBU tersebut. Kampus C ini terdiri dari gedung berlantai 4 yang direncanakan dapat menampung 6.000 mahasiswa.

Untuk prodi Pendidikan Olahraga dan Pendidikan Bahasa di tempatkan di kampus A di Jalan Arjuno Kota Malang, sedangkan kampus B yang berada di Kota Batu rencananya akan dialihkan dan di fungsikan sebagai hotel. "Jika kampus lain pada umumnya mendapat dana hibah dari pihak ketiga ataupun anggaran pemerintah, kami membangun kampus ini 100 persen dari dana pribadi kampus," katanya.

Pembangunan gedung tersebut sebagai bentuk peningkatan kualitas fisik, jadi meskipun tahun ini IKIP Budi Utomo tidak menerima mahasiswa baru, peningkatan kualitas tetap dilakukan. Apalagi proses pembangunan kampus C dilakukan 2 bulan sebelum statusnya nonaktif.

"Kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas moratorium yang diberlakukan pada tahun ini, sehingga masyarakat tidak dapat kuliah di kampus ini. Saya berharap dengan peningkatan kualitas, kami masih dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat," ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Nurcholis, yang mendaftar sebagai maba tahun ini mencapai 1000 orang lebih, namun IKIP Budi Utomo tetap pada komitmennya untuk tidak menerima mahasiswa baru dulu demi menjaga rasio dosen dan mahasiswa agar tetap ideal.

"Mudah-mudahan tahun depan sudah berjalan normal dan larangan menerima mahasiswa baru juga sudah dicabut, sehingga kami bisa kembali menerima mahasiswa baru setelah dilakukan berbagai pembenahan," ujarnya.(*)

Pewarta: Edang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015