Blitar (Antara Jatim) - Kepala Seksi Pembinaan dan Penempatan TKI Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar, Jawa Timur,  Jarun mengatakan identitas korban tenaga kerja wanita asal kabupaten setempat,  yang meninggal dalam peristiwa kapal tenggelam di  Selangor, Malaysia, tidak terdata di dinas.
  
"Kami telusuri identitas korban dan sesuai data yang kami lihat, tidak terdata di dinas," kata Jarun di Blitar, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pemerintah dapat secepatnya menguruskan segala hak-hak almarhum jika yang bersangkutan mempunyai berkas dan data keberangkatan yang lengkap. Namun, jika data yang bersangkutan ternyata tidak lengkap, hal ini menyulitkan untuk proses administrasi.

"Kalau dia diikutkan asuransi, kami dapat memprosesnya. Namun, sesuai dengan ketentuan harus terdaftar di dinas," ujarnya.

Keluarga almarhum Suyanti (38), tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang meninggal dalam peristiwa kapal tenggelam di wilayah Perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, kemungkinkan tidak dapat santunan, karena diduga yang bersangkutan menjadi tenaga kerja ilegal.

Keluarga almarhum, terutama kedua anaknya, Ike Yuli (13) dan Dwi Khoirinnisa (9) hanya terdiam sedih ketika jenazah ibu mereka diberangkatkan untuk dimakamkan. Mereka masih kaget dengan kejadian yang menimpa ibu mereka. Padahal, mereka berharap ibu mereka pulang, sebab sudah enam tahun tidak bertemu.

Siska, adik almarhum mengatakan keluarga masih berduka dengan kejadian ini, termasuk kedua anak almarhum. Mereka masih kecil dan masih membutuhkan ibu mereka.

Siska mengatakan, niatan almarhum untuk pulang ke rumahnya di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, sudah lama, sebab selama menjadi tenaga kerja wanita (TKW) selama enam tahun belum pernah pulang ke rumah.

Ia mengatakan, almarhum sudah menghubungi keluarga dan memberi kabar jika akan pulang, karena rindu anaknya. Ia memberi kabar padanya hari Rabu (2/9) dan akan naik perahu. Namun, keesokan harinya ternyata mendapatkan kabar jika kapal yang ditumpanginya tenggelam, dan ia ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

"Ia kangen pada anak-anaknya, jadi pulang. Sudah enam tahun tidak pulang," kata Siska.
Kerabat serta para tetangga mengantar jenazah korban ke tempat peristirahatannya yang terakhir, yang lokasinya berada di desa tersebut. Namun, karena medan yang sulit, jenazah dibawa dengan menggunakan kendaraan roda empat ke lokasi pemakaman.

Isak tangis pun mewarnai pemakaman jenazah Suyanti yang telah dimasukkan dalm peti jenazah. Prosesi pemakaman juga berlangsung lancar. Rencananya, keluarga akan menggelar tahlil dan kirim doa selama satu pekan.

Pemerintah terus berupaya mencari informasi tentang warga negara Indonesia yang menjadi korban kapal tenggelam di wilayah perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, Kamis (3/9).

Informasi sementara, diketahui jumlah WNI yang tewas dalam kecelakaan kapal sampai Senin (7/9) mencapai 62 orang dan jenazahnya ditempatkan di beberapa rumah sakit.

Berdasarkan keterangan KBRI Kuala Lumpur yang diterima Antara di Kuala Lumpur, Senin, jenazah tersebut ditempatkan di Rumah Sakit Ipoh, RS Teluk Intan, RS Sabak Bernam, dan RS Kuala Lumpur.

Selain yang meninggal dunia, diketahui jumlah korban selamat sebanyak 20 orang. Dengan demikian, total keseluruhan korban hidup dan meninggal mencapai 82 orang.

Proses pencarian korban sampai sekarang juga masih dilakukan. Sampai saat ini, masih sekitar 10 jenazah yang berhasil diidentifikasi. Petugas sempat kesulitan indetifikasi, yang dipicu beberapa kendala, ketiadaan manifes penumpang kapal dan kondisi kapal yang saat itu tidak menjalani jalur reguler. Selain itu, penumpang kapal juga tidak saling mengenal. Kejadian ini menyulitkan tim untuk memfokuskan target pengambilan sampel DNA. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015