Pamekasan (Antara Jatim) - Ketua DPRD Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur meminta Pemkab setempat memfasilitasi pemulangan jenazah sejumlah TKI asal wilayah itu, yang menjadi korban kapal tenggelam di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia.

"TKI yang dilaporkan asal Madura itu tewas pada Kamis (3/9) sekitar pukul 10.30 waktu Malaysia. Bagaimanapun mereka itu merupakan warga Pamekasan," kata Ketua DPRD Halili dalam wawancara per telepon dengan Antara, Sabtu siang.

Jadi, katanya, pemerintah harus memfasilitasi pemulangan jenazah mereka ke rumah asalnya di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.

Saat dihubungi, Halili mengaku dalam perjalanan menuju rumah keluarga korban di Dusun Seccang, Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, guna bertemu secara langsung dengan para keluarga korban.

"Keluarga korban ini kan masih tetangga dengan saya. Makanya saya, ingin datang secara langsung untuk memastikan, sekaligus takziah kesana," katanya.

Wakil rakyat asal Desa`Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan ini menjelaskan, para korban yang dikabarkan tenggelam di perairan Selat Malaka Malaysia itu memang satu keluarga.

Halili juga mengaku, telah berkoordinasi dengan Pemkab Pamekasan untuk memfasilitasi pemulangan jenazah korban, karena pihak keluarga menginginkan agar jenazah para korban bisa dipulangkan.

"Mereka ini pulang karena di rumahnya mau ada hajatan dan sengaja melalui jalur laut, karena lebih cepat," terang Halili.

Adik kandung Bupati Pamekasan Achmad Syafii ini lebih lanjut menjelaskan, sebelum pulang, mereka telah mengabarkan lebih dahulu kepada keluarganya ke Plakpak bahkan meminta pihak keluarga menjemput mereka di Surabaya dengan menggunakan bus mini.

"Pihak keluarga di sini sudah menyiapkan mini bus. Tapi tiba-tiba ada kabar bahwa kapal yang mereka tumpangi tenggelam," kata Halili.

Keenam orang warga Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan yang menjadi korban kapal tenggelam di Selat Malaka itu masing-masing bernama Punadi (35), Imam (34), Abd. Hamid (55), Suna (50), Hosniyah (27) dan Hotimah (25). Semuanya merupakan warga Dusun Seccang, Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan.

"Dari enam orang ini, dua diantaranya dikabarkan selamat, yakni Punadi dan Imam," kata keluarga Punadi di Dusun Seccang, Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, Madura, Abd Aziz dalam keterangan persnya kepada wartawan, Sabtu siang.

Para korban kapal tenggelam itu, semuanya merupakan pasangan suami istri, yakni korban beranama Abd Hamid dan Suna, serta korban bernama Punadi dan Hosniyah, dan demikian juga Imam dan Hotimah.

Penjelasan Dubes
Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno menyampaikan sebanyak 14 warga negara Indonesia tewas dalam peristiwa kapal tenggelam di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia.

"Informasi dari tim SAR yang dikerahkan ke lokasi, korban selamat 20 orang dan yang tewas 14 orang terdiri dari 13 perempuan dan satu laki-laki. Korban selamat dibawa ke kantor polisi hutan melintang, sementara korban tewas disemayankan di RS Teluk Intan," kata Dubes Herman Prayitno, seperti dilansir Antara, Kamis (3/9).

Herman menyebutkan bahwa kapal tersebut tenggelam di daerah Sabak Berenam, negara bagian Selangor, yaitu 10 mil dari pantai Malaysia. Kapal yang tenggelam itu adalah jenis kapal kayu dengan ukuran panjang sekitar 15 meter dengan lebar tiga meter.

Kecelakaan kapal tersebut dilaporkan oleh nelayan Malaysia pada pagi hari pukul 10.30 waktu setempat.

Berdasarkan laporan yang diterima, kata Dubes RI untuk Malaysia, kapal itu diduga tenggelam akibat jumlah penumpang yang melebihi kapasitas kapal, karena saat kejadian cuaca relatif cerah.

Menurut laporan nelayan yang menemukan kapal tenggelam itu, jumlah penumpang kapal sekitar 100 orang, tetapi menurut laksamana kapal itu  maksimal 70 orang berdasarkan ukuran kapal.

Juru bicara Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA), seperti dilansir kantor berita Reuters, mengatakan bahwa insiden itu terjadi di perairan distrik Sabak Bernam, negeri bagian Selangor pada Kamis (3/9) sekitar pukul 10.30 waktu setempat.

Sumber dari MMEA mengatakan, para petugas penyelamat dari distrik maritim Klang telah dikerahkan ke lokasi untuk melakukan misi pencarian dan penyelamatan. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015