Kediri (Antara Jatim) - Kementerian Agama Kota Kediri, Jawa Timur, menyiapkan tujuh kendaraan bus untuk mengangkut jamaah calon haji asal daerah ini yang berangkat pada 13 September 2015.

"Nanti seluruh jamaah akan diangkut dengan tujuh bus, dan mendapatkan kawalan polisi serta didampingi satu kendaraan yang berisi petugas kemenag," kata Pelaksana Tugas Kepala Seksi Haji dan Umrah Kemenag Kota Kediri Muamal di Kediri, Rabu.

Muamal mengatakan, kemenag sudah menyiapkan segala perlengkapan untuk keberangkatan jamaah calon haji, termasuk untuk pengiriman koper jamaah. Untuk pengiriman itu, rencananya akan dilakukan sehari sebelum keberangkatan, pada 12 September 2015.

Ia mengatakan, seluruh koper jamaah akan dikumpulkan di Masjid Semampir, Kota Kediri dan diangkut dengan truk ke Asrama Haji Surabaya. Nantinya, koper jamaah itu akan diangkut bersama dengan jamaah ke Tanah Suci.

Jumlah jamaah calon haji asal Kota Kediri, Muamal mengatakan ada 268 jamaah dengan kloter 58. Nantinya, jamaah asal Kota Kediri akan digabung dengan jamaah asal Kabupaten Nganjuk, dan bertemu di Asrama Haji Surabaya.

Untuk usia jamaah calon haji, ia mengatakan untuk jamaah pria tertua adalah Abdul Karim (88) warga Kelurahan Bandarlor, Kecamatan Kota, dan yang termuda Syaifudin (20) warga Kelurahan Banaran, Kota Kediri. Sedangkan, untuk jamaah perempuan tertua adalah Ruminah (88) warga Kota Kediri dan termuda adalah Roudya, warga Kelurahan Mritjan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Kemenag Kota Kediri juga sudah melakukan kegiatan pelepasan jamaah calon haji yang dilakukan di Masjid Semampir, Kota Kediri pada Rabu, hari ini. Kegiatan itu diikuti seluruh jamaah serta dihadiri jajaran muspida Kota Kediri.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah mengatakan pemerintah kota juga terus koordinasi dengan kemenag untuk persiapan keberangkatan jamaah calon haji.

"Kami koordinasi dengan kemenag untuk urusan jamaah, baik untuk pemberangkatan maupun pemulangan dan saat ini semua sudah siap," katanya.

Ia juga meminta jamaah menjaga kesehatan dan mewaspadai berbagai macam ancaman penyakit seperti virus MERS. Untuk itu, ia meminta jamaah tidak melakukan kontak langsung dengan benda-benda yang dapat menularkan virus, salah satunya hewan unta. Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Kementerian Kesehatan membuktikan adanya hubungan antara unta dan virus penyebab Sindrom Pernapasan Timur Tengah, MERS.

"Mudah-mudahan tidak ada yang terkena," katanya berharap. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015