Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menobatkan Wali Kota Tri Rismaharini sebagai motivator bagi polisi wanita (Polwan) karena dinilai inspirasi dan sosok yang menjadi teladan dalam menjalankan kinerjanya sebagai pemimpin.

"Bu Risma adalah sosok pekerja dan menjadi fenomena serta inspirasi wanita Indonesia, bahkan di dunia," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Yan Fitri Halimansyah di sela Hari Ulang Tahun ke-67 Polwan di Mapolrestabes Surabaya, Jatim, Selasa.

Menurut dia, dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, wali kota Surabaya dikenal sangat tegas meskipun wanita dan selalu berada di garda terdepan menangani apapun persoalan yang ada di "Kota Pahlawan", seperti penanganan banjir, kebakaran, hingga kemacetan lalu lintas.

Harapannya, kata dia, polwan-polwan di Surabaya mampu meniru, bahkan mengimbangi kinerja wali kota dalam menjaga keamanan dan ketertiban Kota Surabaya sehingga memberikan rasa aman serta nyaman bagi masyarakat.

"Polwan-polwan Polrestabes harus menjadikan Bu Risma teladan dalam hal pekerjaan dan melayani masyarakatnya. Tirulah dia yang tak kenal lelah dan mengedepankan polwan sebagai pelayanan prima di depan, bukan hanya di balik meja," ucapnya.

Sementara itu, Tri Rismaharini mengaku senang sekaligus bangga dijadikan sebagai motivator bagi Polwan Polrestabes Surabaya sehingga bisa bermanfaat bagi banyak orang.

"Terima kasih telah menjadikan saya sebagai motivator dan semoga bisa menyumbangkan hal positif untuk semuanya," katanya.

Ia juga mengapresiasi peran Kapolrestabes Surabaya yang memberikan kesempatan kepada polwan untuk berada di garda terdepan dalam segala hal, termasuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga kota.

"Kalau biasanya polwan ada di lapangan langsung maka saya yakin kota ini akan jauh lebih manusiawi karena pendekatannya humanis," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya tersebut.

Dalam HUT ke-67 Polwan kali ini, ia berharap suatu saat nanti polwan mampu berprestasi di segala bidang dan memahami kondisi di lapangan secara nyata.

Wali kota yang pada 28 September 2015 harus mengakhiri masa jabatannya tersebut menyarankan, khususnya di satuan lalu lintas untuk menangani persoalan transportasi.

"Saya biasanya ikut diskusi masalah transportasi di Jakarta, tapi tidak pernah melihat polwan. Padahal mereka lebih peka karena perempuan itu lebih detil dan apapun diperhatikan. Itulah kelebihannya seorang perempuan," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015