Ngawi (Antara Jatim) - Sejumlah warga di Desa Kerek, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mulai kesulitan mendapatkan air bersih akibat sumur yang menjadi sumber air mereka telah mengering saat musim kemarau tahun ini.
Salah seorang warga Desa Kerek, Sumarni, Sabtu, mengatakan seiring memasuki musim kemarau, sumur-sumur milik warga desa setempat mulai mengering sejak dua bulan terakhir.
"Warga mulai susah mencari air bersih. Kalaupun ada sumur warga yang masih mengeluarkan air, itu hanya beberapa saja, sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk mandi, memasak dan lainnya," ujar Sumarni kepada wartawan.
Untuk memenuhi kebutuhan air, warga terpaksa mengambil air bersih di bilik-bilik yang ada di tengah sawah. Sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci pakaian, warga biasa melakukannya di sungai.
Kepala Desa Kerek, Suprapti, mengatakan, kesulitan air bersih sudah menjadi langganan tiap tahun bagi warganya. Kondisi geografis desa yang berada di daerah perbukitan dan tepian hutan, membuat pemkab setempat kesulitan memberikan solusi jangka panjang.
"Lokasi paling parah kesulitan air bersih adalah di Dusun Nampel. Kondisi desa yang berada di perbukitan membuat pemkab sulit untuk memberi bantuan saluran air ataupun jaringan PDAM," katanya.
Berdasarkan pendataan, tersisa sekitar 10 persen sumur warga yang masih berisi air. Dari jumlah tersebut, hanya 5 persen saja yang masih bisa digunakan, sedangkan sisanya airnya tidak layak konsumsi karena keruh.
Untuk membantu warga yang kesulitan air, pihaknya akan meminta BPBD Kabupaten Ngawi melakukan distribusi air bersih. Sejauh ini, bantuan distribusi air bersih dari Polres Ngawi sudah dilakukan, namun belum cukup.
Sementara, data BPBD Kabupaten Ngawi mencatat, terdapat lima kecamatan di wilayah setempat yang rawan air bersih.
Yakni, Kecamatan Padas, Bringin, Ngawi, Pitu, dan Karanganyar. Kelima kecamatan itu umumnya terletak di wilayah tepian hutan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015