Surabaya (Antara Jatim) - Penyedia aplikasi perangkat lunak perusahaan, SAP Indonesia membantu sejumlah organisasi pendidikan lokal di Surabaya guna mengatasi tantangan bisnis lokal mereka untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
"Upaya itu kami wujudkan dengan menugaskan sembilan orang karyawan SAP yang telah menyelesaikan tugas selama satu bulan di Kota Pahlawan," kata Senior Operations Manager SAP Indonesia, Jon Baker, di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, penugasan jangka pendek itu merupakan bagian dari SAP Social Sabbatical di mana para talenta di seluruh dunia ikut mengkondisikan waktu dan keahlian mereka. Khususnya membantu memberdayakan organisasi dalam sektor pendidikan dan kewirausahaan di pasar negara berkembang.
"Hal itu sembari memperkuat kompetensi kepemimpinan mereka baik lintas sektor industri pengetahuan dan sensitivitas antarbudaya," ujarnya.
Ia menjelaskan, sembilan karyawan itu berasal dari negara berbeda. Seperti Amerika, Rusia, dan Australia. Mereka mengkontribusikan keahlian misalnya strategi, analisis data, dan sistem manajemen pengetahuan yang berbasis web.
"Di Surabaya, kami menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Ciputra, dan Prestasi Junior Indonesia," katanya.
Wakil Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, Setyo Nugroho, mengatakan, melalui The Sustainable Island Development Initiative (SIDI) didirikan pada tahun 2012 dijalankan oleh ITS dan mitra mulai universitas, bisnis, pemerintahan, organisasi nonpemerintah baik lokal maupun luar negeri. Upaya itu bertujuan mengembangkan pulau kecil secara berkelanjutan.
"Untuk itu, kami mengoptimalkan Pulau Maratua yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Lokasi itu memiliki kekayaan alam dan tempat menyelam fantastis dengan salah satu terumbu karang terbaik dunia," katanya.
Di daerah itu, tambah dia, Tim SAP membahas isu tentang bagaimana mengembangkan model bisnis di seluruh wisata bahari. Mereka membantu mendiskusikan berbagai aspek dari energi, transportasi, ekonomi, keanekaragaman hayati, bisnis wisata bahari dan lingkungan.
"Patokan dari pulau yang sama dan kecil di tempat lain di dunia dikombinasikan dengan wawasan bisnis yang kuat dan penalaran suara dari Tim SAP telah menghasilkan perspektif komersial yang berharga dari konsep pembangunan pulau kecil," katanya.
Kepala Inkubator Bisnis Universitas Ciputra, Suryani Halim, mengatakan, perguruan tingginya bangga dengan program SAP. Khusunya peserta SAP yang telah bekerja dalam pengembangan dan implementasi praktik terbaik serta memberikan awal yang baik untuk perkembangan jaringan alumni Universitas Ciputra.
"Desain jaringan alumni sangat penting bagi perkembangan yang sukses dari para anggota alumni. Apalagi mereka telah bertumbuh menjadi 1.700 orang sejak tahun 2010," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Upaya itu kami wujudkan dengan menugaskan sembilan orang karyawan SAP yang telah menyelesaikan tugas selama satu bulan di Kota Pahlawan," kata Senior Operations Manager SAP Indonesia, Jon Baker, di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, penugasan jangka pendek itu merupakan bagian dari SAP Social Sabbatical di mana para talenta di seluruh dunia ikut mengkondisikan waktu dan keahlian mereka. Khususnya membantu memberdayakan organisasi dalam sektor pendidikan dan kewirausahaan di pasar negara berkembang.
"Hal itu sembari memperkuat kompetensi kepemimpinan mereka baik lintas sektor industri pengetahuan dan sensitivitas antarbudaya," ujarnya.
Ia menjelaskan, sembilan karyawan itu berasal dari negara berbeda. Seperti Amerika, Rusia, dan Australia. Mereka mengkontribusikan keahlian misalnya strategi, analisis data, dan sistem manajemen pengetahuan yang berbasis web.
"Di Surabaya, kami menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Ciputra, dan Prestasi Junior Indonesia," katanya.
Wakil Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, Setyo Nugroho, mengatakan, melalui The Sustainable Island Development Initiative (SIDI) didirikan pada tahun 2012 dijalankan oleh ITS dan mitra mulai universitas, bisnis, pemerintahan, organisasi nonpemerintah baik lokal maupun luar negeri. Upaya itu bertujuan mengembangkan pulau kecil secara berkelanjutan.
"Untuk itu, kami mengoptimalkan Pulau Maratua yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Lokasi itu memiliki kekayaan alam dan tempat menyelam fantastis dengan salah satu terumbu karang terbaik dunia," katanya.
Di daerah itu, tambah dia, Tim SAP membahas isu tentang bagaimana mengembangkan model bisnis di seluruh wisata bahari. Mereka membantu mendiskusikan berbagai aspek dari energi, transportasi, ekonomi, keanekaragaman hayati, bisnis wisata bahari dan lingkungan.
"Patokan dari pulau yang sama dan kecil di tempat lain di dunia dikombinasikan dengan wawasan bisnis yang kuat dan penalaran suara dari Tim SAP telah menghasilkan perspektif komersial yang berharga dari konsep pembangunan pulau kecil," katanya.
Kepala Inkubator Bisnis Universitas Ciputra, Suryani Halim, mengatakan, perguruan tingginya bangga dengan program SAP. Khusunya peserta SAP yang telah bekerja dalam pengembangan dan implementasi praktik terbaik serta memberikan awal yang baik untuk perkembangan jaringan alumni Universitas Ciputra.
"Desain jaringan alumni sangat penting bagi perkembangan yang sukses dari para anggota alumni. Apalagi mereka telah bertumbuh menjadi 1.700 orang sejak tahun 2010," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015