Bojonegoro (Antara Jatim) - Sekitar 700 barel solar produksi penyulingan secara tradisional di penambangan sumur minyak tua di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih dibawa keluar pedagang "rengkek" untuk dijual ke berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Komandan Sub-Satgas Pengamanan Obyek Vital Jawa Timur Letkol. Kavaleri Donova Pri Pamungkas, di Bojonegoro, Rabu, mengatakan solar produksi penyulingan secara tradisional di penambangan sumur minyak tua yang dibawa pedagang "rengkek" masih belum bisa dihentikan.

"Solar sulingan yang dibawa pedagang rengkek masih berlangsung seperti dulu. Jumlah pedagang rengkek ratusan, setiap harinya, dengan membawa enam jerigen/pedagang (sekitar 200 liter)," imbuh dia, yang juga Komandan Kodim 0813.

Ia menjelaskan kewenangan menertibkan solar yang dibawa keluar oleh pedagang "rengkek" ada di polisi, bukan menjadi tugas personel Satgas Pengamanan TNI yang berjaga di lokasi lapangan sumur minyak tua

Bahkan, lanjut dia, Satgas Pengamanan TNI, yang pernah mengamankan sekitar 16.000 liter solar produksi lapangan sumur minyak tua, ketika kasusnya diserahkan kepolisian resor (polres) ditolak.
 
"Kita sudah meminta kepada Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, untuk berkoordinasi dengan Mabes Polri, agar penertiban produksi sumur minyak tua di Bojonegoro, bisa berjalan lancar," paparnya.

Menurut dia, di sejumlah desa di Kecamatan Kedewan, terdapat 141 dapur olahan yang melakukan penyulingan secara tradisional minyak produksi sumur minyak tua.
 
"Produksinya berupa solar yang kemudian dibeli pedagang "rengkek", untuk dijual dengan harga di bawah solar di SPBU," ucapnya.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015