Bojonegoro (Antara Jatim) - Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto, menginstruksikan 430 desa/kelurahan di daerahnya, menggelar upacara HUT ke-70 RI, dengan mengundang siswa di desanya masing-masing, juga berbagai elemen masyarakat.
    
"Desa/kelurahan di Bojonegoro diwajibkan menggelar upacara HUT ke-70 RI," kata Kepala Dinas Kominfo Bojonegoro Kusnandaka Tjatur, di Bojonegoro, Senin.
    
Ia menjelaskan di dalam upacara HUT ke-70 tersebut, kepala desa (kades) atau kepala kelurahan, ikut upacara selaku pembina upacara, sekaligus diwajibkan membaca sambutan Bupati Bojonegoro Suyoto.     
    
Selain itu, lanjut dia, orang tua/wali murid siswa, juga diundang untuk mengikuti upacara.
    
"Undangan peserta upacara tidak harus mengenakan seragam. Pemantauan kami semua desa/kelurahan akan menggelar upacara HUT ke-70 RI di SDN di desanya masing-masing," katanya, menegaskan.
          
Seorang guru SDN Samberan, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Nurhidayati, menjelaskan, di SDN tempatnya bekerja sudah dipastikan yang bertindak selaku pembina upacara Kepala Desa (Kades) Samberan.
    
"Sudah diadakan latihan, selain juga akan dihadiri kades selaku pembina upacara," ucapnya.
    
Sesuai sambutan Bupati Bojonegoro Suyto, yang sudah beredar, di antaranya, disampaikan,"70 tahun Indonesia merdeka, memberi pelajaran berharga pada kita semua," tuturnya.
    
Ia menjelaskan bahwa kekayaan alam yang tersedia di bumi pertiwi ini ada batasnya. Dengan demikian, semua tidak boleh terlena dengan jargon Indonesia negeri yang kaya raya.      Alasannya, seberapapun besarnya kekayaan alam sebuah negeri kalau rakyatnya hanya mengeksploitasi terus menerus bisa dipastikan habis.
    
Apalagi, lanjutnya,  kalau kekayaan alam itu dikelola dengan salah, dihabiskan tanpa memikirkan keberlanjutan pembangunan.
    
"Maka kutukan konflik sosial dan kerusakan alam akan semakin cepat terjadi," tandasnya.
    
Ia memberikan gambaran soal cepatnya kerusakan hutan, sungai dan gunung oleh sebab tangan- tangan yang tidak bertanggungjawab, yang hanya memikirkan diri sendiri.
    
Dulu kita semua mengecam penjajah karena datang ke nergeri ini merampas kekayaan alam kita, Tapi harus ingat kerusakan lingkungan alam Indonesia justru lebih cepat setelah Indonesia merdeka," paparnya.
    
Oleh karena itu, ia menegaskan kondisi alam yang ada harus dikelola dengan baik, untuk kesejahteraan bersama. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015