Surabaya, (Antara Jatim) - Kebakaran atap yang menimpa Kereta Api Gaya Baru jurusan Surabaya - Pasar Senen, Jakarta di Stasiun Gubeng Surabaya, Jawa Timu,r menunda perjalanan kereta itu selama dua jam.
     
"Peristiwa ini tidak menganggu perjalanan kereta lain, namun untuk KA Gaya Baru sendiri perjalanannya tertunda selama dua jam akibat adanya evakuasi atap gerbong nomor dua yang terbakar," ucap Manager Humas PT KAI Daops 8, Sumarsono di Surabaya, Jumat.
     
Ia mengatakan, evakuasi kebakaran atap gerbong KA Gaya Baru berlangsung cukup cepat, yakni mulai pukul 11.40 WIB hingga 12.30 WIB karena adanya kesigapan petugas jaga yang ada di Stasiun Gubeng Surabaya.
    
Ia menjelaskan, KA Gaya Baru yang awalnya berangkat dari Stasiun Surabaya Kota mengalami kendala pada rangkaian kereta nomor dua, yakni atapnya keluar asap dalam perjalanan menuju Stasiun Gubeng.
    
"Setelah mengetahui hal itu, petugas pemadam kebakaran langsung berjaga di Stasiun Gubeng. Dan sesampainya di Stasiun Gubeng, petugas langsung melakukan pemadaman dan mengganti rangkaian kereta nomer dua dengan kereta lain," katanya.

Ia mengatakan, proses penggantian gerbong inilah yang memakan waktu selama kurang lebih dua jam, sehingga otomatis menunda keberangkatan kereta yang berkapasitas sekitar 848 tempat duduk ini.
    
Terkait penyebabnya, Sumarsono mengaku belum mengetahui secara pasti, sebab masih dilakukan penyelidikan oleh tim Daop 8 Surabaya.
    
"Kereta atau gerbong yang terbakar sudah kita amankan, dan sudah diganti dengan gerbong lain, namun soal penyebab kami belum tahu pasti dan posisi yang terbakar terletak pada bagian dalam atap gerbong," katanya.
     
Sementara terkait jumlah korban, Sumarsono menegaskan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu sebab saat perjalanan dari Stasiun Surabaya Kota menuju Stasiun Gubeng posisi kereta kosong atau belum ada penumpang yang naik dalam kereta.
     
"Tidak ada korban, sebab posisi gerbong atau rangkaian kereta lagi kosong karena penumpang baru naik ketika saat berada di Stasiun Gubeng Surabaya," katanya.(*)

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015