Indonesia dengan 17.000an pulau memiliki keanekaragaman suku, budaya, bahasa, termasuk kemampuan masyarakatnya meramu berbagai bahan makanan hingga menjadi aneka kuliner lezat.

Pada HUT ke-70 Kemerdekaan RI, Warga Negara Indonesia (WNI) mempunyai beragam cara untuk memperingati momentum tersebut mulai dari upacara bendera, lomba balap karung, kerupuk, kelereng, maupun pertunjukan seni budaya.

Namun, kini pebisnis perhotelan di Surabaya, Santika Jemursari berupaya menghadirkan sesuatu berbeda untuk Bangsa Indonesia melalui penyajian sensasi masakan berkonsep Bhinneka Tunggal Ika.

"Menjelang HUT ke-70 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus, kami menyiapkan empat menu khas dari empat daerah berbeda," kata Public Relation Hotel Santika Jemursari Surabaya, Radinia Pitaramita, di Surabaya (14/8/2015).

Ia mencontohkan, ada menu Dendeng Batokok dari Jambi, Ikan Kakap Kuah Kuning dari Ambon, Kikil Gulai Tunjang asal Padang, dan Ayam Taliwang dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sejumlah menu itu sengaja dipilih karena mempunyai khas yang sama yakni biasa dihidangkan pada berbagai even tradisional di daerah masing-masing.

"Aneka menu itu bisa dinikmati di sini pada bulan Agustus. Pengunjung cukup mengeluarkan dana sangat terjangkau antara Rp45.000 hingga Rp75.000 per porsi," katanya.

Mengenai komposisinya, Chef The Party Hotel Santika Jemursari Surabaya, Hari Purwanto, mengemukakan, misal Dendeng Batokok dihadirkan dengan bahan utama irisan daging sapi has dalam. Untuk mendapatkan daging yang empuk maka bahan tersebut sengaja dioven beberapa menit.

"Lalu, baru ditambahkan dengan sejumlah bahan penunjang lain seperti sambal cabai hijau yang menjadi khas masakan tersebut. Kalau di Pulau Jawa, menu ini mirip dengan Opor Ayam hanya saja berbahan daging," katanya.

Makanan berikutnya, kata dia, Ikan Kakap Kuah Kuning. Menu dengan perpaduan rempah nankuat itu tidak hanya biasa disajikan di Ambon. Akan tetapi juga tersedia di daerah lain di Indonesia Timur terutama pada perhelatan tradisional.

"Pada menu yang dibuat dengan cara sederhana itu, kunci utama menghilangkan amis dari fillet Ikan Kakap Merah adalah memakai jahe. Selain itu, jahe juga berfungsi menambah rasa hangat di badan saat makanan itu dinikmati," katanya.

Ia menyebutkan ada pula Kikil Gulai Tunjang yang disajikan secara berbeda dengan Gulai Kikil pada umumnya. Ciri khas makanan asal Sumatera Barat itu adalah tidak menggunakan santan sehingga kuahnya lebih terlihat segar.

"Memang biasanya Gulai Kikil dimasak dengan santan. Tapi untuk meminimkan kadar kolesterolnya, kami sengaja tidak memasaknya memakai santan tetapi kuah biasa yang dipadukan air jeruk nipis dan sambal secukupnya," katanya.

Kemudian, lanjut dia, tersaji pula Ayam Taliwang. Bagi mereka yang rindu dengan suasana Lombok, menu itu bisa dipesan di hotel tersebut. Namun, bagi masyarakat Surabaya yang ingin mencoba masak sendiri juga bisa mengganti bahan baku ayam ras dengan ayam kampung.

"Sementara, jikalau Ayam Taliwang di daerah asal dimasak dengan terasi merah aroma udang khas Lombok, di sini kami sengaja meramunya dengan terasi asli Pulau Jawa. Melalui cara itu, lidah masyarakat Jawa dapat dengan mudah mencicipinya," katanya.

Untuk menemani berbagai macam masakan Agustusan itu, imbau dia, juga tersedia menu minuman, Heroic Punch yang disajikan dengan warna dominan merah dan putih serta ditawarkan seharga Rp35.000 nett.(*)

Pewarta: Ayu Citra Sukma Rahayu

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015