Jember (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat sebanyak lima dari 31 kecamatan di kabupaten setempat rawan kekeringan selama musim kemarau.

"Lima kecamatan itu yakni Kecamatan Arjasa, Patrang, Silo, Jelbuk, dan Bangsalsari. Namun tidak semua desa di kecamatan setempat yang mengalami kekeringan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo, Rabu, di Jember.

Kendati demikian, lanjut dia, pihak BPBD Jember masih belum menerima laporan dari perangkat desa setempat terkait dengan adanya krisis air bersih, sehingga belum ada pendistribusian air ke daerah tersebut.

"Kalau ada laporan warga yang kekurangan air bersih, maka kami akan berkoordinasi dengan PDAM untuk mengirim air bersih ke daerah yang kesulitan air untuk digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat," tuturnya.

Ia mengimbau kepala desa yang berada di daerah rawan kekeringan dapat memberikan laporan, apabila sewaktu-waktu membutuhkan air bersih karena yang lebih mengetahui kondisi di lapangan adalah pemerintah desa.

"Kami juga melakukan langkah antisipasi dengan menyiapkan tandon air di sejumlah daerah yang berpotensi mengalami krisis air bersih," katanya.

Selain itu, lanjut dia, BPBD Jember akan mengusulkan pembuatan sumur bor kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di beberapa daerah rawan kekeringan.

"Mudah-mudahan sumur bor yang diusulkan di beberapa desa di lima kecamatan yang berpotensi rawan kekeringan di Jember dapat terealisasi tahun ini," ujarnya.

"Pendistribusian air bersih dan penyediaan tandon di daerah rawan kekeringan merupakan solusi jangka pendek, namun untuk jangka panjang perlu adanya sumur bor untuk menyuplai air bersih kepada warga yang daerahnya mengalami krisis air bersih," paparnya. 

Heru mengatakan musim kemarau tahun ini diprediksi lebih lama karena adanya ancaman Badai El Nino yang kemungkinan berdampak pada kemarau panjang yang diprediksi hingga Oktober 2015.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015