Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 42 pasangan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah akan "bertarung" di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Jawa Timur pada 9 Desember 2015.

Hingga batas akhir pendaftaran tahap dua (setelah diperpanjang karena hanya terdapat satu pasangan calon), ke-42 pasangan bakal calon akan memperebutkan posisi kosong wali kota/bupati beserta wakilnya di 16 daerah.

"Sebenarnya ada 19 Pilkada dan diikuti 45 pasangan, tapi karena ada tiga pendaftarnya hanya satu pasangan maka untuk dihentikan tahapannya sampai ada peraturan yang mengaturnya," ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur Eko Sasmito.

Rincian 42 pasangan yakni, di Kabupaten Trenggalek diikuti dua bakal pasangan calon yakni Kholiq (petahana wakil bupati)-Priyo Handoko (diusung PKB) dan Emil Elestianto-Mochammad Nur Arifin (PDIP, Demokrat, Golkar, Gerindra dan PAN).

Kabupaten Sidoarjo diikuti empat pasangan, yakni pasangan Hadi Soecipto (petahana wakil bupati)-Abdul Kholik (PDIP, NasDem, Demokrat dan PBB), Saiful Illah (petahana bupati)-Nur Achmad Syaifuddin (PKB), Utsman Ikhsan-Ida Astuti (Gerindra dan PKS) serta Warih Andono-Imam Sugiri (Golkar dan PAN).

Di Kabupaten Ngawi terdapat dua pasangan, yakni petahana Budi Sulistiyono-Ony Anwar (PDIP, Golkar, Gerindra, PKS, PKB, NasDem, PAN, Hanura dan Demokrat) serta Agus Bandono-Adi Susila (jalur perseorangan)

Kota Pasuruan diikuti tiga pasangan, yakni Yus Samsul Hadi Subakir-Agus Wibowo (perseorangan), Setiyono (petahana wabup)-Raharto Teno Prasetyo (PDIP, Golkar, PAN, Gerindra dan PPP), serta Hasani (petahana bupati)-M. Yasin (PKB, Hanura, PKS dan NasDem).

Kabupaten Lamongan masing-masing Fadeli (petahana bupati)-Kartika Hidayati (Demokrat, PKB, PDIP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Hanura), Mujianto-Sueb (perseorangan), dan Nur Salim-Edy Wijaya (perseorangan).

Kota Blitar yakni Samanhudi Anwar (petahana bupati)-Santoso (PDIP) dan Mochsin-Dwi Sumardianto (perseorangan), kemudian Kabupaten Jember yaitu Sugiarto-Dwi Koryanto (Gerindra, PKB, PKS, Golkar, PPP, dan Demokrat) dan Faida-Muqid Arif (NasDem, PDIP, Hanura dan PAN).

Kabupaten Malang yakni Nur Cholis-Muhammad Mufidz (perseorangan), Rendra Kresna (petahana bupati)-M. Sanusi (Golkar, PKB, NasDem, Demokrat dan Gerindra), serta Dewanti Rumpoko-Masrifah Hadi (PDIP).

Kabupaten Ponorogo ada empat pasangan tanpa petahana, masing-masing Misranto-Isnen (perseorangan), Sugiri Sancoko-Sukirno (Golkar, Demokrat, PKS, Hanura), Ipong Muchlissoni-Soedjarno (Gerindra, PAN, NasDem), dan Amin-Agus Widodo (PKB dan PDIP).

Kabupaten Situbondo yakni Abdullah Faqih Ghufron-Untung (PDIP dan Demokrat), Abdul Hamid Wahid-Achmad Fadil Muzakki Syah (PPP dan Gerindra), serta Dadang Wigiarto (petahana bupati)-Yoyok Mulyadi (PKB).

Kabupaten Mojokerto yakni Mustofa Kamal Pasa (bupati petahana)-Pungkasiadi (PDIP, Demokrat, PAN, PKS, Gerindra, Golkar, NasDem), Misnan-Rahma Sofiana (perseorangan) dan Choirun Nisa (petahana wabup)-Arifudinsyah (PKB, PPP, PBB dan Hanura).

Kabupaten Sumenep yaitu Busyro Karim (petahana bupati)-Achmad Fauzi (PKB dan PDIP) dan Zainal Abidin-Dewi Khalifah (PAN, Gerindra, Golkar, PPP, PBB, Demokrat, Hanura dan PKS).

berikutnya Kabupaten Kediri Ari Purnomo Adi-Arifin (Gerindra dan PAN) dan -pasangan petahana Hariyanti Sutrisno-Masykuri (PDIP, Golkar, Demokrat, PKB, PBB dan PPP).

Kabupaten Banyuwangi yakni pasangan petahana Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widiatmoko (PDIP, Gerindra, NasDem, PKS, PAN dan PKB) dan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo (Golkar dan Hanura)

Kabupaten Tuban yaitu Zakky Mahbub-Dwi Susiantin Budiarti (perseorangan) dan pasangan petahana Fathul Huda-Noor Nahar Hussein (PKB, PKS, PAN, PDIP, Gerindra, Nasdem, Hanura dan Demokrat).

Kabupaten Gresik yaitu Husnul Huluq-Ahmad Rubai (PDIP, PAN, Gerindra) dan pasangan petahana Sambari-Qosim (PKB, Demokrat) dan Nur Hamim-Junaidi (Golkar).


Terancam Ditunda
KPU Jawa Timur juga menyampaikan bahwa tiga Pilkada, masing-masing Kota Surabaya, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Pacitan terancam ditunda karena hingga batas akhir (1-3 Agustus 2015), tak ada pasangan yang mendaftar.

Dengan tidak adanya pendaftar tambahan di tiga daerah, masing-masing Kota Surabaya, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Blitar maka dijadwalkan berlangsung pada Februari 2017.

"Saya sudah menerima laporan dari tiga KPU daerah. Ada yang tidak ada pendaftar, ada juga yang mendaftar tapi tak ada pasangannya," ujar Komisioner KPU Jatim Choirul Anam.

Ia merinci, untuk Kabupaten Blitar sampai tiga hari masa batas pendaftaran hanya Rijanto (petahana wabup)-Marhaenis (PDIP dan Gerindra) yang terdaftar di KPU setempat.

Sedangkan, di Kabupaten Pacitan kejadiannya berbeda karena menjelang masa penutupan pendaftaran terdapat koalisi partai politik yang mendaftar, namun hanya bakal calon bupati, tanpa wakil.

Sekadar informasi, di Pacitan hanya pasangan Indartato (petahana bupati)-Yudi Sumbogo asal Partai Demokrat yang mendaftar ke KPU setempat.

Kejadian hampir sama terjadi di Kota Surabaya, yang mana pasangan Dhimam Abror-Haries Purwoko mendaftar ke KPU setempat dengan diusung Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat.

Namun saat proses pendaftaran, Haries Purwoko meninggalkan lokasi tanpa alasan jelas tanpa membubuhkan tanda tangan kesediannya mendaftar sebagai bakal calon wakil wali kota mendampingi Dhimam Abror.

Di Surabaya, pada masa proses pendaftaran hanya diikuti oleh pasangan petahana Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana yang diusung oleh PDI Perjuangan.

Menurut dia, sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 12 Tahun 2015 maka jika sampai melebihi batas waktu ditentukan hanya terdaftar satu pasangan calon maka ditunda hingga 2017.

"Kalau kejadiannya seperti itu maka sesuai PKPU tersebut ya ditunda 2017. Kami masih menunggu perkembangan berikutnya," kata eks Komisioner KPU Kota Surabaya tersebut.

Sementara itu, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Surabaya Wahyu Hariadi mengatakan sampai saat ini pasangan Abror-Haries belum dinyatakan sah mendaftar lantaran belum memenuhi salah satu dari tiga syarat mutlak, yakni tanda tangan surat pernyataan dari calon wakil wali kota.


Penjabat Sementara
Dari 19 daerah yang dijadwalkan mengikuti Pilkada serentak, lima daerah di antaranya pada Juli-Agustus 2015 sudah harus ditinggal oleh wali kota/bupati dan wakilnya.

Gubernur Jatim harus mempersiapkan "anak buahnya" berpangkat PNS eselon II untuk menjabat sementara di daerah-daerah yang terjadi kekosongan kekuasaan.

Daerah yang sudah melewati berakhirnya masa jabatan kepala daerah adalah Bupati dan Wakil Bupati Ngawi (berakhir 27 Juli 2015) dan Kota Blitar (3 Agustus 2015).

Di dua daerah tersebut, untuk sementara diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt), masing-masing Siswanto yang sehari-hari sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi dan di Kota Blitar dijabat oleh Sekretaris Kota Palal Ali Santoso.

"Mengapa masih Plt? Karena kepastian penjabat sementara (Pj) menunggu surat keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI. Kemungkinan besar di lima daerah di Jatim akan dilakukan pelantikan bersamaan," kata Kepala Biro Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Supriyanto.

Sedangkan, untuk tiga daerah lainnya akan berakhir, yaitu di Kabupaten Lamongan yang masa jabatannya akan berakhir pada 9 Agustus 2015, Kabupaten Ponorogo pada 12 Agustus 2015, dan Kabupaten Kediri 19 Agustus 2015.

Eks Kepala Biro Hukum Setdaprov Jatim tersebut mengatakan, lima Pk kepala daerah dijadwalkan dilantik pada 19 Agustus 2015 oleh Gubernur Jatim Soekarwo di Gedung Negara Grahadi di Surabaya.

"Seorang Plt bisa langsung ditunjuk melalui SK Gubernur tanpa harus dilantik. Sesuai peraturan maka yang menjabat sebagai Plt adalah sekda setempat," katanya.

Sementara itu, lima nama yang akan duduk sebagai Pj di lima daerah masing-masing Sujono (Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip) untuk Pj Bupati Ngawi dan Supriyanto (Kepala Biro Adpum) untuk Pj Walikota Blitar.

Kemudian, Wahid Wahyudi (Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ) untuk Pj Bupati  Lamongan, Maskur (Kepala Dinas Peternakan) sebagai Pj Bupati Ponorogo, serta Idrus (Asisten I Bidang Pemerintahan) sebagai Pj Bupati Kediri. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015