Surabaya (Antara Jatim) - Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya akan menyelidiki peneror bom di tiga rumah sakit di kota setempat karena dinilai meresahkan, sekaligus mencari tahu motif pelaku melakukannya.

"Kami akan buru dan menelusuri motif pelaku meneror bom di tiga rumah sakit di Surabaya dalam waktu hampir bersamaan," ujar Kasatreskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Takdir Matanette ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Jatim, Kamis.

Berbagai petunjuk sedang dikumpulkannya, termasuk memeriksa sejumlah saksi dan menelusuri nomor telepon dari sang pengirim.

Tiga rumah sakit di Surabaya, yakni RS Mitra Keluarga Surabaya mendapat teror akan diledakkan pada Rabu (29/7) malam, kemudian RS TNI AL Dr Ramelan dan RSU Haji mendapat ancaman serupa pada hari ini.

Kuat dugaan peneror ketiga rumah sakit tersebut dilakukan oleh orang yang sama karena mencantumkan nomor telepon dan nama serupa.

Akan tetapi, lanjut dia, setelah dihubungi nomor tersebut, justru si pemilik nama tak mengerti apa-apa dan usai ditelurusi lebih dalam, nomor pengirim asli berada di luar Pulau Jawa.

"Kami belum bisa menyimpulkan kepastiannya karena masih akan diselidiki. Terkait mengapa rumah sakit, mungkin karena banyak orang di dalamnya," ucap perwira menengah tersebut.

Sementara itu, di RS Mitra Keluarga pada Kamis malam, Tim Gegana Polda Jatim yang melakukan penyisiran selama 45 menit tidak menemukan adanya bom apapun.

Berikutnya, di RS Dr Ramelan Surabaya, 15 personel tim komando pasukan katak TNI AL melakukan penyisiran di sudut-sudut rumah sakit hingga beberapa jam, namun tak ditemukan adanya bom maupun benda mencurigakan lainnya.

Karumkit TNI AL Dr Ramelan Surabaya Laksamana Pertama TNI Nalendra kepada wartawan mengatakan bahwa teror tersebut kasusnya terjadi seperti di rumah sakit Mitra Keluarga Surabaya.

Pelaku mengirimkan faximile yang diterima oleh operator rumah sakit pada Kamis pagi, yang bertuliskan, "Bom siap meledak di beberapa titik di kawasan rumah sakit. Mohon diamankan", serta mencatut nomor 081330xxxx atas nama Hondi.

"Akan tetapi teror tidak mengganggu pelayanan rumah sakit. Untuk pelaku, kami serahkan ke polisi untuk mengungkapnya karena antara TNI dan polri memiliki tugas berbeda," katanya.

Sedangkan, di RSU Haji juga mendapat salinan sama dari RS Mitra keluarga, yakni melalui faximile berisi ancaman bom dengan kasus sama.(*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015