Pasuruan (Antara Jatim) - Selama ini klepon yang dikenal masyarakat hanya dengan satu jenis rasa, yakni pandan dengan sentuhan isi gula jawa. Makanan kenyal yang menjadi kuliner tradisional itu kini hadir
dengan beragam varian rasa buah yang terasa legitnya.

Makanan terbuat dari tepung beras tersebut disulap hingga memiliki varian rasa buah yang beragam di tangan Reynaldi Angga Pratama Sazali. Sehingga bagi para penikmat Klepon maupun konsumen yang penasaran dengan aneka rasa klepon buah menjadi semakin tertarik untuk menikmati kenyalnya makanan tradisional itu.

Berawal dari deretan di bundaran tol Gempol ke arah Pasuruan, Kabupaten Pasuruan yang menjual klepon dengan rasa pandan berisi gula merah, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya itu membuat inovasi klepon buah dengan mencoba buah jeruk sebagai rasa baru dari klepon.

"Awalnya orang tua saya menjual klepon dengan rasa pandan yang memiliki isi gula jawa sejak tahun 1998, namun ketika tahun 2011 saya mencoba untuk berinovasi dengan klepon agar usaha keluarga saya tersebut bisa dipasarkan ke anak muda karena anak muda cenderung menyukai sesuatu yang unik," kata laki-laki berusia 23 tahun itu.

Ia mengatakan rasa jeruk yang menjadi inovasi pertamanya tersebut gagal karena esense jeruk yang ditonjolkan ketika dinikmati kalah dengan kelapa menjadi ciri khas jajanan nusantara tersebut. Sehingga dia membuat inovasi baru dari buah apel.

"Untuk membuat klepon buah yang digemari oleh konsumen harus ekstra sabar karena tidak semua buah bisa menyatu dengan kelapa yang menjadi ciri khas jajanan klepon. Rasa jeruk yang asam tidak bisa menyatu dengan kelapa, begitu juga dengan rasa apel yang rasa manisnya akan hilang jika diberi dengan kelapa klepon yang gurih," tutur laki-laki yang akrab disapa Pay.

Pay menjelaskan setelah buah jeruk dan apel gagal, dia mencoba untuk menggunakan buah leci, namun sayang harga buah leci yang mahal akan menyebabkan ongkos pemasarannya juga mahal, sehingga dia memutuskan untuk mencoba buah lainnya.

"Sebenarnya menggunakan buah leci, rasa klepon buah terasa sekali. Namun harga pasarnya akan jatuh mahal dan jika dihitung bisa mencapai Rp15.000. Saya rasa mustahil untuk seseorang mencoba kuliner klepon buah harus membeli dengan harga semahal itu, apalagi untuk kalangan anak muda seperti pelajar maupun mahasiswa," paparnya.

Pada tahun 2013, ia mencoba untuk menggunakan buah durian lokal dari Kecamatan Pasrepan, Kabupaten
Pasuruan yang dikenal menjadi sentra penghasil durian lokal. Ia bersama dengan orang tuanya memilih durian langsung dari kebunnya untuk dijadikan varian rasa baru klepon buah yang menjadi impiannya.

"Sejak saat itu klepon saya memiliki ciri khas yaitu memiliki rasa buah yaitu durian, melon, stroberi, anggur, pandan atau original, dan coklat yang memiliki isi purre yang semacam selai namun kasar dan terbuat dari buah asli," ujar pria berkacamata tersebut.

Selain menjual klepon buah di deretan penjual klepon yang banyak ditemui di daerah sekitar bundaran jalan tol Gempol tepatnya di Jalan Panderejo 05 A Gempol Pasuruan 67155, Kabupaten Pasuruan bernama RAPI, dia juga membuka cafe di daerah Universitas Brawijaya, Malang.

"Harga yang ditawarkan untuk satu kotak klepon buah berkisar Rp5000. Sedangkan untuk klepon original harganya berkisar Rp4.000. Dari harga yang tergolong murah itu, saya mendapatkan omset perhari bisa mencapai Rp2 juta, sedangkan padahari libur atau weekend bisa mendapatkan omset sebesar Rp5 juta," ungkapnya.

Pay menuturkan, persaingan pasar di Gempol sangatlah kuat. Bahkan, tidak sedikit pedagang klepon di gempol yang mulai meniru inovasinya. Sementara itu, dari berbagai variasi rasa yang ditawarkan, rasa Coklat dan rasa Strawberry merupakan rasa yang paling diminati pembeli.

"Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat klepon aman bagi kesehatan dan juga higienis, yaitu tepung beras, tepung ketan, buah segar, dan kelapa. Bahkan, klepon buah ini sudah memiliki izin dari Departemen Kesehatan dengan nomor register DEPKES RI.P-IRT NO.306351402162," ujarnya.

Menurutnya, ia juga pernah mendapat berbagai penghargaan dibidang entrepreneur. Pada 2014 dia mendapatkan peringkat 25 besar di Bisnis Plan tingkat nasional yang diselenggarakan Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya. Ia juga pernah mendapat peringkat enam besar dalam ajang Diplomat Succes Challange 2014. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015