Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah orang tua siswa mengeluhkan adanya pungutan sukarela tetapi "wajib" dengan dalih sumbangan uang gedung penunjang pendidikan senilai Rp5 juta per siswa, di sejumlah sekolah menengah tingkat pertama (SMP) di Tulungagung, Jawa Timur.
"Klausul permintaan (sumbangan) sudah muncul sejak pertama kali melakukan pendaftaran. Katanya uang itu untuk biaya gedung dan kebutuhan siswa selama di sekolah," kata Ahmadi, salah satu wali murid baru di salah satu SMP di Kecamatan Ngunut, Senin.
Menurut dia, rasa tertekan juga dialami sejumlah wali murid lain, karena beredar kabar jika tidak membayar sesuai ketentuan maka formasi siswa yang mengikuti PPDB Offline akan diisi oleh siswa lain.
Beberapa orang tua siswa lain yang enggan namanya disebut media, mengungkapkan bahwa besaran tarikan yang dibebankan wali murid bervariasi, mulai dari Rp2 juta per siswa, hingga Rp5 juta per siswa.
Mereka rata-rata mengaku resah karena biaya harus lunas pada hari yang sama, jika tidak melunasi akan diganti dengan siswa lain yang orang tuanya bisa membayar.
"Untuk uang gedung. Tapi mengapa sepertinya memaksa," ujar yang lain.
Informasi awal yang berhasil dihimpun dari sumber orang tia siswa dan LSM di Tulungagung, tarikan itu dialami orangtua siswa yang mendaftar sekolah di kawasan Ngunut.
Informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber di lapangan, tarikan itu dialami orangtua siswa yang mendaftar sekolah di kawasan Ngunut.
Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung, Suharno mengaku belum mengetahui adanya kabar tersebut.
Kendati begitu, ia berjanji akan memeriksa adanya dugaan tarikan itu di lapangan.
"Terus terang saya baru tahu dari rekan media. Informasi ini langsung saya tindak lanjuti dan akan saya periksa kebenarannya," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Klausul permintaan (sumbangan) sudah muncul sejak pertama kali melakukan pendaftaran. Katanya uang itu untuk biaya gedung dan kebutuhan siswa selama di sekolah," kata Ahmadi, salah satu wali murid baru di salah satu SMP di Kecamatan Ngunut, Senin.
Menurut dia, rasa tertekan juga dialami sejumlah wali murid lain, karena beredar kabar jika tidak membayar sesuai ketentuan maka formasi siswa yang mengikuti PPDB Offline akan diisi oleh siswa lain.
Beberapa orang tua siswa lain yang enggan namanya disebut media, mengungkapkan bahwa besaran tarikan yang dibebankan wali murid bervariasi, mulai dari Rp2 juta per siswa, hingga Rp5 juta per siswa.
Mereka rata-rata mengaku resah karena biaya harus lunas pada hari yang sama, jika tidak melunasi akan diganti dengan siswa lain yang orang tuanya bisa membayar.
"Untuk uang gedung. Tapi mengapa sepertinya memaksa," ujar yang lain.
Informasi awal yang berhasil dihimpun dari sumber orang tia siswa dan LSM di Tulungagung, tarikan itu dialami orangtua siswa yang mendaftar sekolah di kawasan Ngunut.
Informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber di lapangan, tarikan itu dialami orangtua siswa yang mendaftar sekolah di kawasan Ngunut.
Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung, Suharno mengaku belum mengetahui adanya kabar tersebut.
Kendati begitu, ia berjanji akan memeriksa adanya dugaan tarikan itu di lapangan.
"Terus terang saya baru tahu dari rekan media. Informasi ini langsung saya tindak lanjuti dan akan saya periksa kebenarannya," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015