Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kota Surabaya terus mengoptimalkan "urban farming" sebagai salah satu solusi pengembangan sektor pertanian akibat terbatasnya lahan.

"Kondisi lahan yang terbatas, salah satu opsi yang paling ideal adalah dengan menerapkan konsep urban farming," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Djoestamadji di acara gelar produk pertanian di Halaman Taman Surya Surabaya, Minggu.

Ia mengatakan konsep urban farming pada prinsipnya memaksimalkan lahan yang sempit sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam, budidaya ikan dan peternakan.

Menurut dia, upaya-upaya yang dilakukan dinas pertanian di samping kegiatan gelar produk, yakni dengan memfasilitasi penyediaan alat serta pemberian pelatihan.

Tahun lalu, kata dia, pihaknya membantu penerapan urban farming bagi 3.000 kepala keluarga (KK) untuk produk pertanian dan 2.000 KK untuk produk perikanan.

Djoestamadji menjelaskan, saat ini lahan yang difungsikan untuk pertanian di Surabaya seluas 1.400 hektare. Adapun komoditi andalan Kota Pahlawan antara lain jamur, blewah, melon, semangka, sawi, tomat, cabe dan beberapa sayuran lainnya.

"Komoditi pangan utama seperti padi dan jagung juga tetap kita pertahankan," katanya.

Salah seorang pegiat Komunitas Hidroponik Surabaya (KHS) Fananah Firdausi mengatakan salah satu bentuk penerapan konsep urban farming yakni bercocok tanam dengan sistem hidroponik.

Menurut Fananah, pihaknya mengusung misi edukasi kepada publik, bahwa dengan kondisi lahan yang sempit, kegiatan bercocok tanam tetap dapat dilakukan dengan murah, mudah dan menyenangkan.

Fananah menerangkan sistem hidroponik menggunakan unsur utama air, bukan tanah. Beberapa pelaku hidroponik ada yang menggunakan pecahan batu bata sebagai pelengkap.

"Sistem ini sangat praktis dan tidak memakan tempat. Tanaman cukup ditempatkan di pot-pot kecil atau pipa paralon di sudut-sudut rumah," ujarnya.

Ia mengatakan adapun keunggulan hidroponik selain praktis juga bebas pestisida, fungisida dan insektisida. Dengan demikian, produk yang dihasilkan lebih sehat bagi tubuh.

Beberapa komoditas yang bisa ditanam secara hidroponik antar lain, sawi, selada, bayam, brokoli, cabe, tomat, terong, dan sebagainya. "Tergantung nantinya masyarakat akan membawa sistem ini ke arah mana, apakah untuk hobi/hiburan, ketahanan pangan keluarga, atau skala bisnis," ujarnya.

Fananah menilai masyarakat sudah mulai banyak yang tertarik dengan sistem hidroponik. Dia berharap antisiasme masyarakat lebih meningkat sehingga hidroponik dapat menyentuh seluruh kalangan masyarakat. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015