Surabaya (Antara Jatim) - Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur menyatakan perlambatan ekonomi nasional menghambat realisasi penjualan pada tahun 2015 karena pencapaian hingga semester I tahun ini belum sesuai target perusahaan.

"Pada Juni 2015, kami seharusnya dapat merealisasi penjualan hingga 50 persen dari total target penjualan tahun ini. Akan tetapi, dikarenakan perlambatan ekonomi maka sampai semester I/2015 hanya tercapai 30 persen dari target," kata Kepala Seksi Humas Perum Perhutani Divisi Regional Jatim, Wahyu Dwi Hatmodjo, di Surabaya, Jumat.

Meski demikian, ungkap dia, performa bisnis Perhutani Divisi Regional Jatim tetap didukung oleh kontribusi kayu 50 persen dan sisa 50 persennya dari non-kayu. Khusus kontribusi di sektor non-kayu, mayoritas didominasi penjualan gondorukem.

"Perlambatan ekonomi ini tidak hanya dialami Perhutani saja melainkan seluruh BUMN. Dengan demikian, harus ada revisi RKAP 2015," ujarnya.

Kalau secara nasional, jelas dia, target pendapatan Perhutani pada tahun 2015 senilai Rp3 triliun. Dari besaran itu, Jatim diharapkan bisa menyumbang hingga Rp1,5 triliun atau mengontribusi 50 persen pendapatan nasional.

"Dari keseluruhan pendapatan Jatim pada tahun 2015, justru dari sektor kayu lebih kecil atau 30 persen dibandingkan sektor non-kayu dengan sumbangan 40 persen," katanya.

Khusus gondorukem, tambah dia, kontribusinya mampu menyumbang antara 39-40 persen atau lebih baik dibandingkan kinerja kayu. Kemudian, sektor lain yang bisa diandalkan Perhutani Divisi Regional Jatim adalah wisata.

"Sektor wisata adalah penyelamat kinerja perusahaan pada tahun ini. Padahal secara kontribusi masih minim atau 10 persen terhadap total pendapatan," katanya.

Pencapaian itu, sebut dia, dikarenakan Perhutani Divisi Regional Jatim memiliki 23 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) di wilayah kerjanya. Bahkan, dari puluhan KPH itu sebanyak 19 KPH di antaranya memiliki kawasan wisata.

"Sementara, empat KPH lainnya tidak," katanya.(*)

Pewarta: Ayu Citra Sukma Rahayu

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015