Surabaya (Antara Jatim) - DPD Partai Golkar Kota Surabaya menggelar rapat pleno diperluas di Kantor DPD Golkar Surabaya di Jalan Adityawarman, setelah keluarnya rekomendasi dari DPP PDIP untuk pasangan bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Whisnu Sakti Buana, Kamis.
"Golkar Jatim memberikan apresiasi untuk kinerja DPD Golkar Surabaya menjelang Pilkada Surabaya. Meski Risma memiliki elektabilitas tinggi, kalau Tuhan menghendaki calon Golkar menang, maka tidak bisa dihalangi," tegas Wakil Ketua DPD Golkar Jatim, Sabron Jamil Pasaribu saat memberikan sambutan di rapat pleno yang diihadiri oleh para Pengurus Kecamatan (PK) dan Pengurus Kelurahan serta organisasi Partai Golkar.
Sabron meminta para calon kepala daerah yang diusung oleh Partai Golkar untuk tidak rendah diri karena tidak ada yang mustahil di dunia politik, meskipun lawannya adalah calon petahana Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang memiliki elektabilitas tinggi.
Menurut dia, selama ini kinerja Risma bukan tanpa cacat karena banyak pengusaha di Surabaya yang kecewa dan tidak mendukung Risma. "Bahkan mereka berani bayar asalkan tidak Risma yang jadi wali kota. Ini karena Risma tidak mau ketemu pengusaha, tapi timnya yang bertemu dengan pengusaha," ujarnya.
Ia mengatakan banyak pengusaha real estate dan hotel banyak yang tidak dukung Risma. "Banyak yang diganjal. Silakan ditulis yang besar-besar itu. Saya yang bicara," katanya.
Sementara itu, dalam Rapat Pleno Diperluas ini agendanya adalah menyampakan hasil penjaringan bacawali dan bacawawali yang telah dikakukan oleh DPD Golkar Surabaya. Hasil penjaringan tersebut akan disampaikan ke DPD Golkar Jatim dan DPP untuk disurvei. Sebelumnya telah dikakukan rapat pleno yang dihadiri 19 pengurus.
"Kami sudah melakukan penjaringan sejak Maret lalu. Saya tinggal meneruskan draf dan rancangan tim pilkada yang sudah dibentuk oleh ketua sebelumnya. Partai Golkar sangat egaliter, sangat terbuka bagi semua pihak untuk berpartisipasi dalam Pilkada. Dalam empat bulan pendaftaran, sampai hari ini ada 6 calon yang mendaftarkan lewat Golkar," kata Plt Ketua DPD Partai Golkar Surabaya, M Alyas.
Alyas mengakui hanya ada tiga cawali dari eksternal yang mendaftar lewat partainya. Hal ini dikarenakan sedang dilanda konflik internal di pusat. "Kok sepi pasar pilkada ini dibanding pasar akik. Sepertinya pasar akik lebih rame dibanding bursa kepala daerah," ujarnya disambut tertawa para kader Golkar.
Menurut Alyas, hal ini karena dinamika yang terjadi di DPP Partai Golkar menjadi acuan bagi tokoh atau sosok untuk daftar di partai Golkar. Sehingga orang tidak percaya dan yakin, apakah Golkar bisa ikut pilkada atau tidak.
Sedangkan opini di media simpang siur sehingga orang agak ragu untuk daftar di Golkar. "Figur-figur yang ada menjadi sangsi mau daftar ke kita. Sedangkan faktor lainnya yakni faktor incumbent yang elektabilitasnya diatas 70 persen. Sehingga figur-figur tidak ada yang percaya diri untuk maju," kata Alyas.
Hingga saat ini bakal cawali dan cawawali yang daftar ke Golkar yakni yang dari eksternal adalah Dhimam Abror, Sukoto dan Eddi Yuwono Slamet. Sedangkan yang dari internal Golkar yakni M Alyas, Andi Budi Suliatiyanto dan Agus Sudarsono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Golkar Jatim memberikan apresiasi untuk kinerja DPD Golkar Surabaya menjelang Pilkada Surabaya. Meski Risma memiliki elektabilitas tinggi, kalau Tuhan menghendaki calon Golkar menang, maka tidak bisa dihalangi," tegas Wakil Ketua DPD Golkar Jatim, Sabron Jamil Pasaribu saat memberikan sambutan di rapat pleno yang diihadiri oleh para Pengurus Kecamatan (PK) dan Pengurus Kelurahan serta organisasi Partai Golkar.
Sabron meminta para calon kepala daerah yang diusung oleh Partai Golkar untuk tidak rendah diri karena tidak ada yang mustahil di dunia politik, meskipun lawannya adalah calon petahana Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang memiliki elektabilitas tinggi.
Menurut dia, selama ini kinerja Risma bukan tanpa cacat karena banyak pengusaha di Surabaya yang kecewa dan tidak mendukung Risma. "Bahkan mereka berani bayar asalkan tidak Risma yang jadi wali kota. Ini karena Risma tidak mau ketemu pengusaha, tapi timnya yang bertemu dengan pengusaha," ujarnya.
Ia mengatakan banyak pengusaha real estate dan hotel banyak yang tidak dukung Risma. "Banyak yang diganjal. Silakan ditulis yang besar-besar itu. Saya yang bicara," katanya.
Sementara itu, dalam Rapat Pleno Diperluas ini agendanya adalah menyampakan hasil penjaringan bacawali dan bacawawali yang telah dikakukan oleh DPD Golkar Surabaya. Hasil penjaringan tersebut akan disampaikan ke DPD Golkar Jatim dan DPP untuk disurvei. Sebelumnya telah dikakukan rapat pleno yang dihadiri 19 pengurus.
"Kami sudah melakukan penjaringan sejak Maret lalu. Saya tinggal meneruskan draf dan rancangan tim pilkada yang sudah dibentuk oleh ketua sebelumnya. Partai Golkar sangat egaliter, sangat terbuka bagi semua pihak untuk berpartisipasi dalam Pilkada. Dalam empat bulan pendaftaran, sampai hari ini ada 6 calon yang mendaftarkan lewat Golkar," kata Plt Ketua DPD Partai Golkar Surabaya, M Alyas.
Alyas mengakui hanya ada tiga cawali dari eksternal yang mendaftar lewat partainya. Hal ini dikarenakan sedang dilanda konflik internal di pusat. "Kok sepi pasar pilkada ini dibanding pasar akik. Sepertinya pasar akik lebih rame dibanding bursa kepala daerah," ujarnya disambut tertawa para kader Golkar.
Menurut Alyas, hal ini karena dinamika yang terjadi di DPP Partai Golkar menjadi acuan bagi tokoh atau sosok untuk daftar di partai Golkar. Sehingga orang tidak percaya dan yakin, apakah Golkar bisa ikut pilkada atau tidak.
Sedangkan opini di media simpang siur sehingga orang agak ragu untuk daftar di Golkar. "Figur-figur yang ada menjadi sangsi mau daftar ke kita. Sedangkan faktor lainnya yakni faktor incumbent yang elektabilitasnya diatas 70 persen. Sehingga figur-figur tidak ada yang percaya diri untuk maju," kata Alyas.
Hingga saat ini bakal cawali dan cawawali yang daftar ke Golkar yakni yang dari eksternal adalah Dhimam Abror, Sukoto dan Eddi Yuwono Slamet. Sedangkan yang dari internal Golkar yakni M Alyas, Andi Budi Suliatiyanto dan Agus Sudarsono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015