Tulungagung (Antara Jatim) - Penjualan busana muslim dan baju lebaran di pasar besar "Wage" Tulungagung, Jawa Timur mengalami peningkatan hingga kisaran 200 persen selama dua pekan terakhir dibanding hari biasa.
    
Menurut keterangan salah satu pedagang grosir pakaian di blok penjualan aneka pakaian di Pasar Wage, Eva Setyorini, Rabu, permintaan paling banyak terjadi pada jenis busana muslim jenis jubah dan jodha.
    
"Paling banyak (permintaan) busana muslim, sebagian lagi baju lebaran," terang Eva.
    
Ia mengatakan, jika pada hari biasa omzet jualan di kios grosir pakaian miliknya berkisar Rp5 juta hingga Rp10 juta, kini bisa tembus Rp30 juta per hari.
    
Tingginya omzet penjualan aneka busana muslim dan baju baru di pasar tradisional terbesar di Tulungagung ini salah satunya karena sebagian besar pedagang melayani permintaan/pembelian dalam partai besar dengan harga grosir.
    
Pembeli tidak hanya datang dari berbagai pelosok daerah di sekitar Tulungagung, namun juga datang dari beberapa kota kecil di luar Tulungagung, seperti Blitar, Trenggalek, Pacitan, Kediri, serta Nganjuk.
    
Harga produk pakaian yang dijual memang sedikit lebih mahal dibanding barang sejenis di pasar Turi di Surabaya dengan selisih antara Rp10 ribu hingga Rp25 ribu per item.
    
Namun jika dibanding ongkos angkut dan efisiensi waktu, menurut pengakuan salah seorang pelanggan grosir pakaian di Pasar Wage, harga keseluruhan dengan belanja di Tulungagung masih lebih murah.
    
"Sini barangnya tidak kalah bagus, dan diambil dari beberapa kota besar seperti Surabaya, Semarang, Solo bahkan Jakarta. Semua dengan harga grosir sehingga bila dijual lagi di daerah, masih bisa bersaing dengan toko pakaian lain sekitarnya," tutur Mastur, pedagang pakaian asal Nganjuk yang biasa belanja di Pasar Wage.
    
Eva dan Mastur mengaku saat ini menambah stok pakaian dari segala jenis dan model, mulai dari anak-anak hingga dewasa untuk mengantisipasi tingginya permintaan pakaian baru serta busana muslim selama menjelang Lebaran.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015