Jakarta (Antara) - Musim panas ini, sekitar 222 juta warga Amerika Serikat (AS) diprediksi akan bepergian dengan pesawat, demikian menurut kelompok perdagangan industri penerbangan untuk Amerika yang dilansir Livescience.
Saat bisnis dan plesir banyak memanfaatkan perjalanan udara, sayangnya perjalanan itu tidaklah ramah bagi langit kita.
Pada Bulan Juni lalu, Badan Perlidungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat, dalam proposalnya "penemuan ancaman", mencatat bahwa polusi karbon dari pesawat terbang menyebabkan risiko pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan.
Terlebih lagi, emisi pesawat terbang-sumber polusi karbon terbesar yang tidak diatur undang-undang dalam sektor transportasi-dalam posisi membahayakan kesehatan seluruh industri penerbangan. Nyatanya, bandar udara dan maskapai penerbangan berkontribusi, dan menderita sejumlah dampak perubahan iklim yang dapat membuat penjualan murah tiket penerbangan dan biaya bagasi sangatlah mudah dilakukan.
1. Merusak landasan pacu bandara Panas atau banjir dapat membuat bandara tidak bisa beroperasi. Saat suhu udara membumbung hingga 30 derajat Celcius, campuran kerikil di landasan pacu akan lembek dan roda-roda pesawat terbang bisa terperosok.
Padahal, banyak bandara terletak di dataran yang rata, daerah tepi pantai atau di lokasi yang rawan banjir.
2. Masalah kesehatan bagi pekerja bandara Tingginya suhu udara pada campuran kerikil dapat mengarah ke stress akibat panas dan gangguan lain yang diasosiasikan dengan kondisi kerja ekstrem.
3. Operasi bandara terhalang cuaca buruk Pada tahun 2014, musim dingin yang brutal di bagian Amerika Serikat mengakibatkan jumlah penundaan penerbangan yang tertinggi dalam seperempat abad. Puluhan dari ribuan pelancong terlantar.
Siap-siap datangnya musim dingin buruk dan tak nyaman bagi para penumpang di tahun-tahun yang akan datang: para ilmuwan mengatakan perubahan iklim nampaknya akan membawa badai yang semakin intensif di Utara Amerika Serikat di antara wilayah lain.
4. Naiknya biaya di tengah badai yang lebih sering, bahkan terminal bandara yang luas pun tak akan tahan akan badai ekstrim yang terjadi di iklim hangat. Bandara Lambert di St. Louis rusak dua kali akibat tornado hanya dalam waktu dua tahun.
Sungguh, Anda tak perlu jauh-jauh mencari bukti dari kacaunya penerbangan yang berhubungan dengan iklim. Badai Sandy menyebabkan penundaan hampir 20.000 penerbangan di New York dan biaya industri bandara hampir 190 juta dolar AS dalam pendapatannya, seperti dilaporkan dalam Airline Biz Blog di Dallas Morning News. Sebuah studi kasus di U.S. Federal Aviation Administration melaporkan 29 juta dolar AS kerugian pada siatem penerbangan federal.
Itu adalah dampak mahal yang dihasilkan tidak hanya oleh penerbangan tetapi juga bisnis terkait dan masyarakat pada umumnya.
Industri penerbangan telah tertarik memerangi perubahan iklim. Itu ada di kepentingan terbaik maskapai sendiri-dan kepentingan pelayanan publik-untuk mendukung batas keras polusi karbon.
Itu membuat Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dalam sorotan, sebuah badan berbasis di Montreal yang menetapkan standar untuk industri di seluruh dunia.
Organisasi tersebut telah berjanji untuk menuntaskan, pada September 2016, sebuah pengukuran berbasis pasar global untuk mengakhiri dan memangkas polusi kabon dari penerbangan internasional. Ini waktunya untuk lepas landasnya sebuah solusi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015